Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinginkan Suasana, Pemimpin Junta Militer Thailand Rilis Lagu Pop

Kompas.com - 09/06/2014, 17:03 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Pemimpin junta militer Thailand, Jenderal Prayut Chan-O-Cha ternyata memiliki sisi melankolis. Jenderal yang biasa menampilkan wajah keras merilis sebuah lagu pop yang sudah ditonton 200.000 kali di situs YouTube.

Dalam lagu karya Jenderal Prayut  berjudul "Return Hapiness to Thailand", terdapat lirik seperti "kami akan melindungi dan mengurus sepenuh hati" atau "beri kami sedikit waktu", terbukti menjadi hit setelah lagu itu dibawakan kesatuan musik AD Thailand dan dirilis di situs resmi militer.

Hingga Senin (9/6/2014), di situs YouTube saja lagu itu sudah dinikmati 150.000 kali. Sementara melalui situs lain mencapai jumlah puluhan ribu. Jika ditotal lagu itu sudah ditonton sekitar 200.000 kali.

"Dia (Prayut) memanggil saya selama satu jam. Dia menuliskan lirik itu dengan tangannya sendiri," kata Kolonel Krisada Sarika, komandan kesatuan musik AD Thailand pada Jumlat lalu.

"Dia menginginkan sebuah lagu yang mengekspresikan perasaannya terhadap rakyat. Dia menginginkan lagu yang akan didengarkan rakyat dan mendamaikan rakyat," tambah Krisada.

Lagu karya Prayut itu mendapatkan banyak "tanda jempol" di internet, sementara di YouTube banyak komentar memuji lagu sang jenderal tersebut. Namun, beberapa memberikan komentar miring terhadap lirik lagu itu.

"Mengembalikan kebahagiaan satu kelompok, sambil menindas kelompok yang lain," kata seorang komentator di YouTube.

Militer Thailand kini memberikan wajah ramah dalam kudeta terbarunya ini. Mereka bahkan menggelar konser dan membagikan makanan gratis untuk para pejalan kaki.

Jenderal Prayut, yang kini memberikan pidato televisi sekali sepekan, berulang kali mengatakan dia terpaksa bertindak setelah aksi unjuk rasa berbulan-bulan melumpuhkan pemerintah dan menewaskan sedikitnya 30 orang.

Sejak melakukan kudeta pada 22 Mei lalu, angkatan bersenjata Thailand telah melarang unjuk rasa, menyensor media dan memanggil ratusan politisi, aktivis serta akademisi untuk ditanyai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com