Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Thailand Singkirkan Politisi dan Polisi Pro-Thaksin

Kompas.com - 05/06/2014, 09:59 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com — Junta militer Thailand mulai melakukan reshuffle secara sistematis untuk memberangus kekuasaan para pejabat yang setia kepada keluarga Thaksin Shinawatra.

Junta militer sudah mencopot 13 gubernur, terutama dari wilayah utara dan timur laut Thailand yang pro-Thaksin. Demikian pernyataan Dewan Perdamaian dan Keteraturan Nasional (NCPO).

Tak hanya pejabat politik sipil saya yang digeser, junta militer juga "mengacak-acak" struktur kepolisian yang sejak lama dianggap sebagai basis pendukung Thaksin dan Yingluck Shinawatra.

Thaksin pernah menjadi polisi selama 13 tahun sebelum mengundurkan diri untuk mulai berbisnis.

Setidaknya 17 perwira polisi dicopot selama sepekan terakhir, termasuk pemimpin Departemen Investigasi Khusus (DSI), sebuah organisasi semacam FBI, Tarit Pengdith.

Thaksin sendiri digulingkan dari jabatannya sebagai perdana menteri lewat kudeta militer pada 2006. Saat itu pemerintah militer mengamandemen konstitusi dalam upaya untuk membatasi pengaruh politik Thaksin.

Namun, pada 2011, adik perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, memenangkan pemilu dan menjadi perdana menteri.

Kali ini, militer tampaknya akan memastikan bahwa Thaksin dan keluarganya tak akan kembali ke kancah politik.

"Mereka (militer) akan mengakhiri apa yang mereka mulai pada 2006. Mereka juga akan membuat para loyalis Thaksin sulit untuk kembali ke kancah politik," kata Kan Yuenyong, pengamat politik dari Unit Intelijen Siam.

Militer sudah menahan banyak orang dari kedua pihak yang berseteru, tetapi jumlah aktivis pro-Thaksin yang ditahan jauh lebih banyak. Militer juga telah menutup radio pro-Thaksin, dan menutup rekening bank beberapa dari mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com