Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 26/05/2014, 19:23 WIB
EditorErvan Hardoko

KATHMANDU, KOMPAS.com - Seorang akademisi asal Amerika Serikat bertahan dari siksaan berat selama enam jam, setelah jatuh terperosok ke jurang es sedalam 20 meter di pegunungan Himalaya, Nepal.

John All, peneliti dari Universitas Kentucky, tengah mengumpulkan sampel salju di Gunung Himlung, yang terletak di dekat Gunung Everest, saat ia tiba-tiba terperosok.

Tubuhnya membentur dinding jurang, sehingga mematahkan lengan dan lima tulang rusuknya serta menggeser tulang bahu. Ia menghabiskan lima jam dengan kapak es untuk mengeluarkan dirinya dari jurang tersebut.

Akhirnya ia berhasil kembali ke tenda, dan kemudian terhubung dengan media sosial Facebook yang dia gunakan untuk meminta tolong.

“Tolong panggil ‘Global Rescue’ (perusahaan internasional penyedia evakuasi medis). John patah tulang di lengan, rusuk, mengalami pendarahan internal. Mendaki. Jatuh ke kedalaman 70 kaki. Tenda Himlung 2. Mohon segera datang,” tulis John di status akun Facebook-nya.

John harus menunggu 17 jam sebelum akhirnya sebuah helikopter datang dan mengevakuasinya ke rumah sakit.

“Yang paling parah adalah harus menderita pergeseran bahu selama 32 jam sebelum akhirnya dioperasi. Rasa sakit terparah yang pernah saya rasakan. Saya mendarat dengan lengan kanan, jadi kedua kaki saya, secara menakjubkan, tak mengalami rasa sakit,” katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan media Inggris, John mengatakan, ia sudah merasa hampir mati.

“Setelah saya kembali bernafas, dan bisa mendaki jurangnya serta melihat kondisi yang ada saat itu, saya langsung tahu seberapa parah luka yang saya alami. Saya merasa sekarat. Tulang rusuk saya benar-benar sakit, sangat sulit untuk bernafas. Saya merasa hampir mati. Tak ada jalan untuk keluar dari jurang es itu,” kisahnya.

Ia bercerita bahwa, kini, ia merasa seperti menjalani hidup baru. “Sekarang saya benar-benar bisa menghargai hidup dan berada di sekitar teman-teman serta keluarga saya,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke