Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres Mesir: Sekadar Formalitas untuk Kemenangan Al-Sisi?

Kompas.com - 26/05/2014, 17:22 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com — Rakyat Mesir, Senin (26/5/2014), memadati bilik-bilik suara di seluruh penjuru negeri itu untuk memilih presiden baru. Namun, kelihatannya pemilu ini hanya akan menjadi acara seremonial untuk mentahbiskan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi sebagai presiden terpilih.

Al-Sisi saat ini tengah menikmati popularitas yang sangat tinggi dan memimpin sangat jauh dalam berbagai jajak pendapat. Dalam sebuah jajak pendapat, sebanyak 84 persen responden menyatakan akan memilih mantan Panglima Angkatan Darat ini.

Sementara itu, Hamdeen Sabahi yang menjadi satu-satunya penantang kuat hanya memperoleh 16 persen dukungan. Jika hasil jajak pendapat ini sesuai dengan hasil di lapangan, maka kemenangan Jenderal berumur 59 ini kelihatannya tidak terbendung lagi.

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah tingkat partisipasi pemilih. Angka partisipasi yang tinggi akan melegitimasi kemenangan Al-Sisi. Tercatat 53 juta warga Mesir yang memiliki hak pilih akan menggunakan hak suaranya terhitung mulai pukul 09.00 pagi waktu setempat.

Pemilu Mesir dijadwalkan digelar selama dua hari hingga Selasa (27/5/2014). Kemenangan Al-Sisi akan menjadi pertanda kembalinya sosok “orang kuat” sebagai pemimpin Mesir pasca- revolusi yang menggulingkan Husni Mubarak tiga tahun lalu.

Sebagian warga Mesir memuji sosok Al-Sisi sebagai pemimpin tegas yang dapat kembali menstabilkan kondisi Mesir. Negeri Piramid ini dilanda kekacauan politik berkepanjangan sejak tergulingnya Mubarak serta dilengserkannya presiden hasil pemilu demokratis, Muhammad Mursi oleh militer.

Namun, kubu oposisi yang didominasi kelompok Ikhwanul Muslimin mengecam Al-Sisi sebagai dalang perampok demokrasi Mesir dengan kudeta penggulingan mantan presiden Muhammad Mursi.

Oposisi juga khawatir pemerintahan Al-Sisi akan menyerupai pemerintahan Mubarak yang otoriter dan korup. Mereka khawatir perjuangan Revolusi 2011 untuk mencapai Mesir yang demokratis akan berakhir begitu saja dengan kembali berkuasanya sosok militer.

Kelompok pemuda 6 April yang memimpin Revolusi 2011 menyerukan pemboikotan pemilu. Sisi sendiri dalam kampanyenya mengakui bahwa persoalan Mesir saat ini sangat kompleks mulai dari krisis energi hingga kaum militan Muslim. Dia berjanji, jika terpilih, maka dia dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi Mesir dalam dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com