Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Thailand, KBRI Siap Evakuasi WNI jika Diperlukan

Kompas.com - 25/05/2014, 19:43 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com
— Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok, Thailand, telah menyiapkan langkah antisipatif atas kemungkinan terburuk krisis politik di Thailand. Duta Besar RI untuk Thailand Lutfi Rauf, Sabtu (24/5), mengatakan, pihaknya menyiapkan rencana evakuasi warga negara Indonesia ke kompleks KBRI, Jalan Phetchaburi, di pusat kota Bangkok.

”Situasi yang terjadi saat ini tidak bisa diprediksi. Semua upaya kami lakukan, termasuk mengantisipasi situasi terburuk yang tidak kita inginkan,” katanya kepada wartawan Kompas, MH Samsul Hadi, di KBRI Bangkok. ”Jika itu terjadi, kami siapkan KBRI untuk mengevakuasi warga di Bangkok.”

Hari ketiga setelah kudeta militer, situasi di Thailand semakin panas. Unjuk rasa menentang kudeta terjadi di beberapa tempat di Bangkok. Setelah menahan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan anggota kabinetnya, militer juga menangkap beberapa wartawan yang dinilai kritis dalam pemberitaan mereka.

Menjelang petang, laman harian Bangkok Post melaporkan penangkapan 23 aktivis kaus merah di sebuah apartemen di Provinsi Khon Kaen. Pejabat militer mengatakan, ditemukan 3 bom, 1 bom asap, 300 peluru, dan perlengkapan lain pada penangkapan tersebut.

”Sebagai antisipasi, kami telah membuka hotline 24 jam sebagai saluran informasi antara KBRI dan warga, termasuk lewat media sosial. Dengan saluran itu, semua perkembangan penting disampaikan kepada WNI. Mereka juga bisa menyampaikan informasi. Jadi, komunikasinya dua arah,” kata Lutfi.

KBRI membentuk koordinator lapangan untuk memudahkan evakuasi yang umumnya dilakukan para mahasiswa di Bangkok. Saat ini, sekitar 3.300 WNI tinggal di Bangkok.

Lutfi optimistis KBRI mampu menampung WNI sebanyak itu. Kompleks KBRI cukup luas. Selain ruang perkantoran dan wisma, kompleks juga dilengkapi lapangan sepak bola, lapangan tertutup, ruang kelas TK dan SD, serta ruang pertemuan.

”Kemungkinan terburuk, seperti kerusuhan, tidak kita inginkan. Namun, jika itu terjadi, kami sudah siap dengan rencana, termasuk mengevakuasi warga,” ujar Lutfi.

Pada Sabtu, kompleks KBRI ramai dengan kegiatan pertandingan bola voli menyambut HUT Kemerdekaan RI. ”Kami sedang lomba 17-an. Ada sekitar 10 cabang olahraga yang dilombakan. Lomba ini digelar setiap Sabtu dan Minggu,” kata salah seorang peserta lomba.

Demo anti kudeta

Di luar KBRI, aktivitas warga Bangkok terlihat normal. Beberapa ruas jalan padat kendaraan dan macet. Pusat perbelanjaan tetap dikunjungi warga meski tidak seramai hari-hari biasa.

Di sejumlah titik, aktivis tetap menggelar unjuk rasa menentang kudeta. Padahal, Dewan Pemelihara Ketertiban dan Perdamaian Nasional (NPOMC) yang dipimpin Panglima Angkatan Darat Jenderal Prayuth Chan-ocha telah melarang berkumpulnya lebih dari lima orang dengan tujuan politik.

Unjuk rasa dilakukan di ruang publik, seperti stasiun monorel. Unjuk rasa lain dilaporkan terjadi di Monumen Kemenangan. Dari teriakan mereka, tema yang diusung sama, yakni menentang kudeta.

Pengamatan Kompas di Stasiun Stadion Nasional, aktivis meneriakkan ”No coup! No coup! No coup!”. Pengunjuk rasa terlibat saling dorong dengan sejumlah tentara tak bersenjata. Melihat hal itu, sebagian warga malah mendekat. Mereka mengajak berfoto dengan tentara.

Tangguhkan bantuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com