Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Sudah Alami 20 Kali Kudeta Militer

Kompas.com - 22/05/2014, 17:51 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Setelah tujuh bulan krisis politik tak berkesudahan, militer Thailand, sekali lagi, ikut campur dan melakukan kudeta dan mengambil alih pemerintahan.

Pada Kamis (22/5/2014), Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayut Chan-O-Cha mengumumkan militer mengambil alih pemerintahan demi mengembalikan kondisi keamanan negeri itu.

Dengan pengumuman Jenderal Prayut ini, maka predikat Thailand sebagai negeri dengan kudeta militer terbanyak di dunia semakin kukuh. Sejak 1932, terjadi 12 kali kudeta militer dan tujuh kali percobaan kudeta. Jika kudeta 1912 dan 1917 dimasukkan, maka sudah lebih dari 20 kali kudeta di Thailand.

Salah satu kudeta yang paling dikenal dalam sejarah modern Thailand terjadi pada 1932 yang dikenal sebagai Revolusi Siam, ketika pemerintahan absolut Kerajaan Prajadhipok digulingkan sekaligus membentuk wajah baru Thailand.

Kudeta ini dianggap sebagai titik balik sejarah Thailand. Dalam kudeta tak berdarah ini, sekelompok kecil perwira militer yang dikenal sebagai "Four Musketeers" menggulingkan Raja Prajadhipok, sekaligus mengakhiri kekuasaan monarki absolut yang sudah berkuasa 700 tahun dan membentuk monarki konstitusional.

Sejak itu, kudeta militer datang silih berganti baik yang berhasil maupun yang gagal. Kudeta militer terakhir terjadi pada 2006 saat menggulingkan PM Thaksin Shinawatra.

Situasi hampir sama dengan saat ini terjadi di masa-masa akhir kekuasaan Thaksin Shinawatra. Kisruhu politik hampir selama satu tahun dibarengi tuduhan korupsi, membuat militer bergerak menggulingkan Thaksin.

Militer menggelar kudeta di saat Thaksin dan sejumlah menteri kabinetnya berada di New York untuk menghadiri pembukaan sidang umum PBB. Sebagai buntut kudeta, militer mengamandemen konstitusi, memecat Thaksin dan menjanjikan reformasi politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com