Pertempuran final
Suthep mengumpulkan pendukungnya untuk turun ke jalanan, Jumat, sebagai langkah yang dia sebut "dorongan terakhir" untuk mengambil-alih pemerintahan dan menjalankan "dewan rakyat". Dewan ini dibentuk tanpa melewati pemilu dengan tugas mengawasi reformasi yang mencakup pendepakan Thaksin dari arena politik Thailand.
Sementara itu, Thaksin dan para pendukungnya yang loyal terus memenangi pemilu sejak 2001. Namun, para seterunya menuding kemenangan itu didapat dengan membeli suara. Karenanya, lawan Thaksin ingin mengubah aturan pemilu terlebih dahulu sebelum menggelar pesta demokrasi, demi menghentikan kemungkinan kemenangan lagi partai Thaksin.
Suthep telah meminta Senat untuk menunjuk perdana menteri sementara. Ketua Senat yang baru terpilih Jumat, menjadwalkan sebuah sesi untuk keperluan penunjukan tersebut, Senin (12/5/2014).
Personel polisi menghalau para demonstran anti-pemerintah menggunakan gas air mata, Jumat. Baik massa pro maupun anti-pemerintah, membangun kamp dengan aktivis bersenjata ada dalam barisan mereka. Protes yang masih terus berlangsung ini, meski memiliki basis lokasi yang berjauhan, telah memunculkan masalah ketakutan.
Militer Thailand yang punya reputasi terlibat kudeta sejak berakhirnya kekuasaan mutlak kerajaan pada 1932, belum turun tangan terkait perkembangan situasi politik terakhir negara itu. Namun, kekauan di jalanan meningkatkan kekhawatiran militer bakal kembali ikut campur.
Raja Bhumibol Adulyadej (86), raja yang paling lama bertahta di dunia di era modern ini, telah berupaya membantu meredakan letupan krisis politik sebelumnya. Namun, dia belum turun tangan lagi untuk perkembangan situasi terakhir yang menggelegak sejak akhir 2013.
Kesenjangan antara masyarakat miskin dan kalangan kaya, representasi elite kekuasaan, mengikis tatanan tradisional di Thailand. Orang-orang mulai membahas topik tabu tentang suksesi kerajaan.
Terpuruk dalam krisis politik merupakan hal yang sangat menakutkan. Sementara itu, Putra Mahkota Vajiralongkorn tidak punya semangat pengabdian sebagaimana sang ayahanda.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan