Alexander, yang pensiun pada Maret, mengatakan kepada Australian Financial Review bahwa Rusia akan berupaya memanfaatkan fakta bahwa bocoran Snowden telah begitu mengganggu dan merusak AS. "Saya pikir dia sekarang sedang dimanipulasi intelijen Rusia. Saya hanya tidak tahu kapan itu persisnya itu dimulai atau seberapa dalam itu terjadi," kata Alexander. "Saya menduga intelijen Rusia mengendalikan apa yang dia lakukan," tambahnya.
"Pahami juga bahwa mereka hanya akan membiarkan dia melakukan hal-hal yang menguntungkan Rusia, atau berposisi membantu untuk meningkatkan kredibilitas Snowden. Mereka tidak akan melakukan hal-hal yang akan merugikan diri sendiri."
Snowden, mantan staf NSA, diberi suaka Rusia pada Agustus 2013 setelah mengguncang intelijen Amerika hingga ke intinya dengan serangkaian pembocoran tentang pemantauan luas di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Alexander mengatakan, ia yakin bocoran data yang dilakukan Snowden senilai dengan "kerusakan terbesar bagi sistem intelijen gabungan negara kami yang pernah kami derita".
"Yang terbesar yang pernah terjadi. Dan itu telah berdampak besar pada kemampuan gabungan kami untuk melindungi bangsa kami dan membela rakyat kami," katanya kepada jurnal bisnis yang disegani itu. "Di ujung hari, saya yakin nyawa orang akan hilang karena bocoran yang dilakukan Snowden karena kita tidak akan mampu melindungi mereka dengan kemampuan yang dulunya efektif tetapi sekarang tidak lagi efektif akibat kebocoran itu. Bayangkan pada 1998 ketika seseorang mengungkapan bahwa kami sedang memantau komunikasi Osama Bin Laden melalui telepon Satcom-nya. Setelah itu, kami tidak pernah mendengar komunikasi Bin Laden lagi. Dan dia bebas melanjutkan dan mengembangkan rencana serangan 9/11."
Tentang masalah keamanan, ia mengatakan dirinya yakin ancaman terbesar adalah terorisme dan serangan cyber.
Dengan mengutip serangan cyber terhadap sistem perbankan Korea Selatan pada awal 2013, ia mengatakan itu merupakan salah satu contoh yang bisa memicu respon yang jauh lebih buruk. Korea Utara telah bantah melakukan serangan itu.
"Jika serangan itu terjadi lebih parah, kita tidak tahu bagaimana Korea Selatan mungkin merespon, dan apakah kita bisa menahan respon itu," kata Alexander.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.