Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MERS Tak Terkendali, Pemerintah Saudi Pecat Direktur RS di Jeddah

Kompas.com - 07/05/2014, 17:35 WIB
RIYADH, KOMPAS.com — Penjabat Menteri Kesehatan Arab Saudi Adel Fakieh memecat Direktur RS Raja Fahd di Jeddah akibat tak terkendalinya penyebaran virus sindrom gangguan pernapasan Timur Tengah (MERS).

Pemecatan yang diumumkan Fakieh lewat akun Twitter-nya, Selasa (6/5/2014) malam, itu dilakukan setelah dia meninjau unit gawat darurat RS Raja Fahd di kota pesisir Laut Merah tersebut.

Fasilitas gawat darurat di rumah sakit itu untuk sementara ditutup setelah sejumlah staf medis terkena MERS selepas menangani pasien.

Akibatnya, rumah sakit itu dilanda kepanikan yang kemudian memicu empat dokter mengundurkan diri setelah mereka menolak untuk menangani pasien MERS karena khawatir akan tertular.

Pada 21 April lalu, hampir sepekan dari pengunduran diri para dokter itu, Riyadh memecat menteri kesehatan negeri itu tanpa memberikan alasan. Pemerintah kemudian menunjuk Menteri Tenaga Kerja Adel Fakieh sebagai penjabat menteri kesehatan.

Fakieh, yang berulang kali menjanjikan transparansi terkait penanganan MERS, kemudian mengumumkan telah memberhentikan Direktur RS Raja Fahd dan asistennya.

"Tim pengganti akan segera bekerja. Kementerian akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya, yaitu memastikan kesehatan masyarakat," kata Fakieh lewat Twitter.

Arab Saudi adalah negara yang paling terpengaruh penyakit yang kali pertama muncul di wilayah timur negeri itu sebelum kemudian merebak di seluruh wilayah Saudi. Sejauh ini, MERS sudah menjangkiti 421 orang dan mengakibatkan 115 orang meninggal dunia.

Pekan lalu, Fakieh mengatakan bahwa langkah-langkah untuk membatasi penyebaran MERS akan diumumkan dalam "waktu dekat", saat para pakar kesehatan Barat dan WHO bertemu di Riyadh.

MERS dianggap lebih mematikan, tetapi penyebarannya tidak secepat SARS yang merebak di Asia pada 2013. Saat itu, SARS menginfeksi 8.273 orang, dan sembilan persen di antaranya meninggal dunia.

Sejauh ini, vaksin atau antivirus MERS belum ditemukan. Penyakit tersebut memiliki tingkat kematian hingga lebih dari 40 persen, dan secara umum masih misterius. Dalam sejumlah penelitian, sumber virus MERS diduga berasal dari unta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com