Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelam Sipil Meninggal Saat Mencari Korban Feri Korea Selatan yang Tenggelam

Kompas.com - 06/05/2014, 14:48 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com — Seorang penyelam sipil yang terlibat dalam pencarian korban feri tenggelam Sewol di Korea Selatan, Selasa (6/5/2014), meninggal di tengah penyelaman. Perkabungan nasional berlangsung di Korea Selatan, termasuk membatalkan kegiatan Hari Anak pada Senin (5/5/2014). Korban meninggal lebih dari 260 orang dan 40 orang masih hilang.

Kapal Sewol tenggelam pada Rabu (16/4/2014) pagi, dengan 476 orang di atasnya. Dari semua penumpang tersebut, hanya 174 orang yang ditemukan selamat, termasuk 22 dari 29 awak kapal. Lebih dari 260 orang dipastikan meninggal dalam insiden yang terjadi di perairan selatan Korea Selatan dengan mayoritas penumpang adalah siswa sekolah di dekat Seoul.

Penyelam sipil itu meninggal di rumah sakit, setelah dia pingsan di tengah penyelaman, menurut keterangan juru bicara satuan tugas pemerintah untuk musibah ini, Ko Myung-seok. Penyelam ini merupakan korban jiwa pertama di antara para penyelam sipil yang dikerahkan untuk membantu penanganan musibah tersebut.

Warga sipil berusia 53 tahun itu diangkat ke permukaan oleh sesama penyelam setelah putus komunikasi selama lima menit sesudah dia mulai pencarian di dalam lautan, mengutip pernyataan Ko. "Itu keterlibatannya yang pertama," imbuh dia.

Upaya pencarian korban kapal Sewol dengan melibatkan para penyelam adalah untuk memasuki tiga lantai kapal yang tak bisa dibuka, bersebelahan dengan kafetaria di lantai tiga kapal. Selain itu, mereka akan memeriksa ruang-ruang yang sebelumnya sudah dimasuki untuk memeriksa kemungkinan ada korban di sana.

Kegelapan, puing, serta labirin koridor dan kabin kapal, menjadi penghambat pencarian. Terkait kecelakaan ini, 19 orang sudah ditangkap, termasuk kapten dan awak kapal yang meninggalkan penumpang ketika feri tersebut mulai tenggelam. Seorang eksekutif yang memiliki kaitan dengan Chonghaejin, operator feri itu, juga ditangkap atas tuduhan dugaan penyelewengan keuangan perusahaan.

Dugaan awal, ada pula faktor penataan dan kelebihan kargo yang merupakan penyebab tragedi tersebut. Saat tenggelam, diperkirakan Sewol membawa 3.608 ton kargo, tiga kali lipat dari bobot kargo yang aman untuk dimuat feri itu. Kapal yang memuat terlalu banyak beban sangat rentan kehilangan keseimbangan bahkan oleh perputaran kecil.

Musibah tenggelamnya feri Sewol telah menjadi perkabungan nasional Korea Selatan. Pada Minggu (4/5/2014), sekitar 1,1 juta orang mengikuti seremoni perkabungan dengan 131 altar, berdasarkan komite pemakaman yang ditunjuk pemerintah untuk menangani para korban Sewol.

Selasa ini merupakan hari libur nasional di sana. Banyak orang diperkirakan akan mendatangi simpul-simpul lokasi perkabungan terkait musibah ini. Senin (5/5/2014), seharusnya juga adalah hari libur nasional, yakni Hari Anak. Namun, beragam kegiatan untuk Hari Anak dibatalkan atau ditunda, seiring perkabungan nasional ini, termasuk festival musik dan kegiatan luar ruangan yang sudah dijadwalkan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com