Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2014, 21:30 WIB
TEHERAN, KOMPAS.com — Rata-rata satu dari lima pernikahan di Iran sepanjang tahun lalu berakhir dengan perceraian. Fakta ini ironis karena pemerintah berupaya mendorong sebanyak mungkin pasangan muda menikah dan memiliki anak untuk memerangi pertumbuhan penduduk yang sangat lambat di Iran.

Data yang dirilis pada Selasa (22/4/2014) ini juga menunjukkan semakin sedikit orang yang menikah karena khawatir akan perpecahan keluarga. Dinas catatan sipil Iran, yang mencatat perkawinan dan perceraian, mengatakan jumlah perceraian terus meningkat hingga akhir Maret 2014.

"Sebanyak 153/753 pasangan mengajukan permohonan cerai tahun lalu. Dengan jumlah pasangan menikah dalam periode sama sebanyak 757.197 pasangan maka angka perkawinan justru menurun 4,4 persen," kata Ahmad Toysarkani, kepala dinas catatan sipil seperti dikutip dari kantor berita IRNA.

Angka perceraian di Iran melonjak dari 12 persen menjadi 21 persen pada 2007. Data yang dirilis pemerintah itu menunjukkan setidaknya satu dari tiga pernikahan di ibu kota Teheran berakhir dengan perceraian.

Toysarkani menduga tingginya angka perceraian itu disebabkan campur tangan keluarga, kemiskinan, pengaruh obat-obatan terlarang, dan kekerasan dalam rumah tangga. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk Iran melambat hingga hanya 1,29 persen dalam 12 bulan terakhir. Pertumbuhan penduduk Iran adalah yang terendah di kawasan tersebut.

"Angka pertumbuhan penduduk bisa mencapai angka nol dalam 30 tahun mendatang," kata Mohammad Nazemi Ardakani, seorang pejabat dinas pencatatan kelahiran.

Sebagai langkah untuk menghadapi populasi Iran yang menua ini, parlemen tengah mempertimbangkan sebuah undang-undang yang melarang vasektomi dan memperketat undang-undang aborsi nasional.

Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meminta pemerintah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan populasi penduduk negeri itu yang saat ini sebanyak 77 juta menjadi 150 juta dalam 50 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com