Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separatis Ukraina Timur Minta Bantuan Presiden Putin

Kompas.com - 10/04/2014, 21:25 WIB
KIEV, KOMPAS.com — Kelompok separatis pro-Rusia, Kamis (10/4/2014), mendirikan barikade pertahanan di depan kantor biro keamanan negara di kota Luhansk, wilayah timur Ukraina.

Mereka juga meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Pemerintah Ukraina mengancam akan menggunakan kekerasan untuk menegakkan aturan di kota itu.

Para pengunjuk rasa juga melakukan pembicaraan untuk mencairkan kebuntuan terkait tawaran pengampunan yang disampaikan parlemen Ukraina jika para pengunjuk rasa meletakkan senjata dan meninggalkan gedung itu.

Gedung yang pada masa pemerintahan Uni Soviet merupakan markas dinas rahasia KGB ini adalah satu dari tiga gedung pemerintah di Ukraina timur yang diduduki para aktivis pro-Rusia yang menuntut referendum atau kemerdekaan.

Ketegangan meningkat di wilayah timur Ukraina yang dihuni warga berbahasa Rusia, sejak Presiden Viktor Yanukovych yang pro-Moskwa digulingkan kelompok pro-Barat.

Dalam sebuah jumpa pers yang digelar pada Rabu malam, Valery Bolikov, yang mengaku sebagai perwakilan dari markas angkatan darat wilayah selatan dan timur, mengatakan bahwa pembicaraan dengan pemerintah telah gagal mencapai kesepakatan.

"Dalam pembicaraan itu, ada sejumlah isu yang dibicarakan. Namun, mereka belum memberikan konklusi yang logis," kata Bolikov.

Meski sejumlah pengunjuk rasa menginginkan wilayah itu bergabung dengan Rusia, menurut Bolikov, tuntutan mereka hanyalah referendum untuk memberi Lushanks otonomi lebih luas di bawah federasi Ukraina.

"Kami akan meninggalkan gedung ini jika tuntutan kami soal referendum dan federalisasi dipenuhi pemerintah," ujar Bolikov.

Di ruang pertemuan, sejumlah pria yang mengenakan topeng menenteng senapan serbu AK-47, pistol dan senjata api lainnya berbaris di koridor utama gedung itu.

Sebelumnya, para aktivis pro-Rusia menduduki sejumlah gedung pemerintahan di kota Donetsk, Kharkiv, dan Luhanks. Mereka menuntut digelarnya referendum seperti yang terjadi belum lama ini di Crimea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com