Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Soroti Krisis di Ukraina Timur

Kompas.com - 08/04/2014, 13:57 WIB
Egidius Patnistik

Penulis


WASHINGTON, KOMPAS.COM - Amerika Serikat menyatakan sangat khawatir dengan peningkatan ketegangan di bagian timur Ukraina, setelah demonstran pro-Rusia menduduki gedung pemerintah di tiga kota.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kepada Menlu Rusia Sergei Lavrov melalui telepon bahwa setiap upaya Rusia untuk destabilisasi "akan menimbulkan kerugian".

Kerry dan Lavrov membahas kemungkinan pertemuan dalam waktu 10 hari mendatang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan dalam percakapan telepon, Kerry "meminta Rusia untuk secara terbuka menolak aktivitas separatis, sabotase dan provokator" di Ukraina.

Dia mengatakan Kerry menekankan aksi di bagian timur Ukraina "tidak terlihat sebagai suatu peristiwa yang spontan".

"Dia menegaskan bahwa upaya Rusia untuk mendestabilisasi Ukraina akan menimbulkan kerugian bagi Rusia," kata Psaki.

AS dan Uni Eropa telah menerapkan sanksi terhadap sejumlah individu dari Rusia dan Ukraina yang berkaitan dengan aneksasi Crimea.

Dalam artikelnya di koran Inggris Guardian, Lavrov, membantah Rusia melakukan destabilisasi terhadap Ukraina dan menuduh Barat yang malah memicu ketegangan.

Dia juga memperingatkan otoritas di Kiev untuk tidak menggunakan kekuatan keamanan untuk melawan demonstran pro-Rusia.

Pengiriman Tentara

Ukraina mengirimkan sejumlah pejabat keamanan ke Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, untuk setelah adanya pengepungan terhadap gedung pemerintahan di wilayah tersebut.

Para pemberontak yang menguasai gedung pemerintahan regional Donetsk mendeklarasikan sebuah "republik rakyat" pada Senin dan menyerukan untuk menggelar referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina, pada 11 Mei mendatang.

Sebelumnya, Rusia menganeksasi semenanjung Crimea, yang mayoritas warganya berbahasa Rusia, setelah digelarnya referendum yang disebut ilegal oleh Kiev dan negara-negara Barat.

Ribuan tentara Moskwa saat ini ditempatkan di perbatasan Ukraina bagian timur.

Meskipun Rusia menyatakan tidak ada keinginan untuk menyerang Ukraina, Moskwa mengatakan memiliki hak untuk melindungi etnis Rusia di negara tersebut.

Rusia menolak untuk mengakui otoritas baru di Kiev yang berkuasa setelah presiden pro-Moskwa, Viktor Yanukovych, digulingkan pada Februari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com