Kardinal Pell, yang baru-baru ini ditunjuk Paus Fransiskus untuk mengepalai sebuah kementerian keuangan baru Vatikan, memberikan bukti terkait kasus itu kepada sebuah komisi yang menangani masalah pelecehan seksual anak di Australia. Ketika mengakhiri kesaksiannya, ia meminta maaf kepada mantan putra altar, John Ellis, yang dilecehkan seorang imam Katolik sejak usia 13 tahun.
Ellis menggugat gereja untuk mencari kompensasi dari Keuskupan Agung Sydney, yang saat itu dipimpin Pell. Namun, gugatannya kalah.
Pell mengatakan bahwa membela kasus itu secara legal sudah tepat, meskipun ia tidak menyangkal bahwa Ellis, sekarang seorang dewasa, menderita di tangan imam paedofil Aidan Duggan yang kini sudah meninggal. "Saya tidak pernah memikirkan untuk melakukan sesuatu yang tidak benar dan saya tidak yakin bahwa pengacara kami pernah menyarankan sesuatu yang secara hukum tidak tepat," kata Pell.
Namun, dia mengakui bahwa menerapkan sikap tegas seperti itu terhadap seorang korban pelecehan dapat dilihat sebagai kegagalan moral, dan meminta maaf kepada Ellis. "Sebagai mantan uskup agung dan secara pribadi, saya ingin mengatakan kepada Pak Ellis bahwa kami gagal dalam banyak hal, beberapa secara tidak sengaja, dalam menjalankan tanggung jawab moral dan pastoral kami kepadanya," kata Pell dalam permintaan maaf itu.
"Saya ingin mengakui penderitaannya dan dampak dari masalah mengerikan ini terhadap hidupnya. Sebagai orang yang saat itu menjadi Uskup Agung, saya harus mengambil tanggung jawab utama, dan ini yang saya lakukan."
Pell, yang tidak dituduh telah melakukan pelecehan seksual, mengatakan pada awal pekan ini bahwa kesalahan telah dilakukan oleh dirinya dan orang-orang lain dalam Gereja yang mengakibatkan Ellis dan Keuskupan Agung Sydney seperti menjauhkan diri dan bukannya membawa penyembuhan.
Bulan lalu Paus Fransiskus memercayakan kepada Pell, mantan Uskup Agung Sydney, sebuah posisi yang membuatnya menjadi salah satu orang paling penting dalam Gereja Katolik. Pell ditugaskan untuk membantu perombakan pemerintahan pusat Vatikan yang banyak dikritik menyusul gelombang skandal, termasuk tuduhan pemborosan, korupsi, dan bahkan pencucian uang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.