Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 13 dari 22 Kepala Negara Hadir di KTT Liga Arab

Kompas.com - 26/03/2014, 07:49 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Konferensi Tingkat Tinggi Ke-25 Liga Arab, Selasa (25/3), dimulai di Kuwait di tengah perpecahan terburuk di antara negara-negara Arab sejak berdirinya Liga Arab tahun 1945. Hanya 13 dari 22 kepala negara Arab yang hadir pada forum KTT itu.

KTT bertema ”KTT solidaritas untuk meraih masa depan lebih baik” menunjukkan keinginan para pemimpin Arab membangun solidaritas kembali dan mengakhiri perpecahan mereka.

Sejumlah pemimpin Arab yang menyampaikan sambutan pada acara pembukaan KTT itu memperlihatkan keinginan mereka terciptanya rekonsiliasi antara sesama negara Arab dan juga di internal negara Arab sendiri. Namun, mereka terlihat berbeda pendekatan dalam mewujudkan rekonsiliasi itu.

Memantau dari Kairo Mesir, wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, melaporkan, Emir Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmad, mengatakan, ruang titik temu di antara sesama negara Arab jauh lebih besar daripada titik perbedaannya. Ia meminta negara-negara Arab mewujudkan rekonsiliasi dan solidaritas.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi mengatakan, ketegangan hubungan dan perpecahan negara-negara Arab mengancam stabilitas kawasan. Dia meminta semua pihak di dunia Arab berusaha mengakhiri ketegangan hubungan itu dalam upaya mewujudkan solidaritas.

”Kami harus terbuka membahas faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketegangan hubungan itu,” ujar Al-Arabi dalam bagian pidatonya.

Namun, mereka berbeda pendapat terkait rekonsiliasi di Mesir. Qatar menyampaikan keinginannya segera terwujud stabilitas dan keamanan di Mesir. Namun, Qatar meminta segera digelar dialog yang melibatkan semua kekuatan politik di Mesir tanpa kecuali untuk mewujudkan rekonsiliasi itu.

Adapun Kuwait dan Arab Saudi meminta semua pihak di Mesir komitmen melaksanakan peta jalan masa depan yang dirancang militer sebagai pintu masuk menuju rekonsiliasi dalam upaya mewujudkan stabilitas dan keamanan di negara itu.

Kuwait dan Arab Saudi saat ini dikenal pendukung kuat pemerintah sementara Mesir yang didukung militer itu.

Terkait isu Palestina, Qatar lebih fokus menyorot blokade atas Jalur Gaza. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, mengecam keras terus berlanjutnya aksi blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Al-Thani meminta semua negara Arab berusaha membantu mengakhiri blokade itu.

Kuwait dan Arab Saudi juga menyorot terorisme sebagai ancaman keamanan kawasan. Arab Saudi terakhir telah menetapkan Ikhwanul Muslimin (IM), Hezbollah di Arab Saudi, Front al Nusra serta Pasukan Islam di Suriah dan Irak (ISIL) sebagai organisasi teroris.

Sementara Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, sama sekali tidak menyinggung isu terorisme dalam pidato pembukaannya. Qatar selama ini dikenal pendukung kuat IM.

Meski berbeda pendapat soal isu Mesir, mereka memiliki persamaan sikap terkait isu Suriah, Irak, dan Palestina.

Kursi Suriah dibiarkan kosong dalam forum KTT itu. Namun, Ketua Koalisi Nasional Suriah (NC) Ahmed Jarba mendapat giliran menyampaikan sambutannya dalam forum KTT itu.

Adapun PM Irak Nouri al-Maliki absen dalam KTT kali ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com