Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interpol Gusar Paspor Curian Lolos di Malaysia Airlines

Kompas.com - 10/03/2014, 12:10 WIB
Para pejabat mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai hubungan antara paspor curian dan hilangnya pesawat Malaysia Airlines. Namun, mereka "gusar karena ada penumpang bisa naik dengan paspor curian".

Aparat multinasional masih belum mengetahui apa yang terjadi pada pesawat tersebut dan mencari berbagai kemungkinan, termasuk kemungkinan serangan teror.

Lembaga antiterorisme dan FBI dilibatkan dalam operasi itu. Identitas dari beberapa penumpang di dalamnya sedang diselidiki.

Kepala penerbangan sipil Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman, mengatakan, ada lima penumpang yang terdaftar tidak naik dan barang-barang mereka telah dipindahkan dari bagasi.

Badan kepolisian internasional Interpol juga menegaskan bahwa dua penumpang yang bepergian dengan paspor curian terdaftar di basis data.

Spekulasi

Para penumpang —yang bepergian dengan paspor Italia dan Austria yang telah dicuri di Thailand— membeli tiket pesawat mereka pada saat yang sama, dan memesan penerbangan selanjutnya dari Beijing ke Eropa pada hari Sabtu.

Keduanya telah membeli tiket dari China Southern Airlines, yang bekerja sama dengan maskapai Malaysia Airlines, dan mereka memiliki nomor tiket yang berurutan.

"Meskipun terlalu dini untuk berspekulasi tentang adanya hubungan antara paspor yang dicuri dan pesawat hilang, tetapi kami sangat prihatin bahwa ada penumpang yang bisa naik penerbangan internasional menggunakan paspor curian yang terdaftar dalam basis data Interpol," kata Sekretaris Jenderal Interpol, Ronald Noble, dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan, tidak ada pemeriksaan basis data oleh Interpol untuk salah satu paspor pada waktu dicuri dan waktu pesawat berangkat.

Ia menambahkan, beberapa dari 190 negara anggota Interpol telah mencari basis data secara “sistematis”.

Sementara itu, wartawan BBC di Malaysia, Jennifer Pak, mengatakan, berdasarkan pengalamannya di bandara Kuala Lumpur, dia tidak harus memindai kedua jari telunjuk sebelum dia meninggalkan Malaysia.

"Selama empat tahun terakhir, saya telah sering melakukan perjalanan melalui bandara yang sama. Sebagai pemegang paspor Kanada, saya harus memindai kedua jari telunjuk sebelum saya memasuki negara, tetapi tidak ketika saya pergi. Sistem biometrik dibuat pada tahun 2011 untuk mencegah orang asing datang berulang kali untuk bekerja secara ilegal dan untuk mencegah perdagangan manusia dan penyelundupan satwa liar," kata Jennifer.

Para penumpang pada penerbangan itu berasal dari 14 kewarganegaraan. Dua pertiga berasal dari China, sementara yang lain berasal dari Asia, Amerika Utara, dan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com