Namun, perusahaan itu menawarkan pinjaman sebesar 3 miliar dollar AS atau hampir Rp 35 triliun kepada Kiev untuk mengatasi utang negeri itu.
"Gazprom memutuskan tidak akan memperpanjang potongan harga mulai bulan depan," kata Direktur Utama Gazprom Alexei Miller, kepada kantor berita ITAR-TASS.
Alexei menambahkan perusahaan itu justru menawarkan pinjaman bernilai antara 2-3 miliar dolar AS untuk membayar utang tahun lalu dan membayar pasokan gas untuk tahun ini.
Sebelumnya, pada Sabtu (1/3/2014), Gazprom mengatakan Ukraina belum membayar impor gas tahun lalu sebesar 1,55 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18 triliun.
Sementara itu, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mendukung keputusan yang diambil Gazprom terkait pembatalan pemotongan harga.
"Keputusan yang diambil Gazprom terkait pembatalan subsidi dalam kondisi saat ini, sangat adil," kata Medvedev usai pertemuan dengan Alexei Miller di Moskwa.
Potongan harga impor gas itu merupakan bagian dari mekanisme dukungan Rusia untuk Ukraina menyusul keputusan pemerintahan presiden Viktor Yanukovych pada November lalu yang membatalkan rencana kerja sama dengan Uni Eropa dan lebih memilih mendekati Rusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.