Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koki Jepang Ungkap Masa Kecil Kim Jong Un

Kompas.com - 24/02/2014, 22:38 WIB

Fujimoto berspekulasi bahwa Jong Un sebenarnya membenci kegemaran ayahnya bermain perempuan dan kemungkinan itulah sebabnya Jong Un kemudian mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Taek.

Pada masa kekuasaan Kim Jong Il, sang pamanlah yang bertanggung jawab memilih para gadis itu, bahkan sang paman pula yang melakukan tes keperawanan terhadap para gadis itu sebelum dipersembahkan untuk Kim Jong Il.

Fujimoto menambahkan, masih lekat dalam ingatannya bagaimana keluarga penguasa Korut itu mempertahankan gaya hidup mewah mereka, bahkan pada saat negeri mereka mengalami bencana kelaparan selama dua dekade.

"Keluarga ini bahkan memiliki kolam renang ukuran olimpiade, bioskop pribadi, dan ruang olahraga yang sangat luas. Ruang bermain anak-anak sangat luas dilengkapi mobil remote control dan meja biliar," tambah dia.

Pada 2001, Fujimoto "kabur" dari negeri itu dan kembali ke Jepang. Perbuatannya ini dianggap keluarga Kim sebagai sebuah pengkhianatan yang kemudian mencoba membunuh mantan koki ini.

Namun, setahun kemudian seorang pejabat Korea Utara muncul di kediaman Fujimoto dan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara sudah memaafkannya dan memintanya kembali ke Pyongyang.

Meski sempat ragu untuk memenuhi undangan itu, Fujimoto kemudian datang dan hadir di istana kepresidenan Korea Utara.

"Saya sangat takut. Saya sudah mengkhianati Kim Jong Un dengan meninggalkan Korea Utara, jadi sangat mungkin dia akan membunuh saya," ujar Fujimoto.

Namun, hal yang dikhawatirkannya itu tidak terjadi. Kim Jong Un menyambut Fujimoto dengan senyum dan kemudian memeluknya.

"Lama tak bersua Tuan Fujimoto. Pengkhianatan Anda terhadap Korea Utara sudah lama dimaafkan," ujar Kim Jong Un.

Kim Jong Un, tambah Fujimoto, kemudian menyatakan terima kasihnya karena dia telah menemaninya semasa masih kecil. "Lalu dia menantang saya lomba minum," kenangnya.

Meski disambut sangat baik dan kesalahannya sudah dilupakan, Fujimoto mengatakan bahwa dia tak ingin kembali ke Korea Utara dan bekerja untuk Kim Jong Un.

"Bahkan jika Pemerintah Jepang memberi saya 100 juta yen agar saya kembali ke Korea Utara, tetapi saya tak akan kembali ke sana," kata dia.

Salah satu penyebab keengganan Fujimoto kembali ke negeri komunis itu adalah eksekusi Jang Song Taek pada Desember tahun lalu.

"Sangat mungkin Jong Un menarik kembali pengampunannya dan melenyapkan saya seperti saya tidak pernah ada sebelumnya," ujar Fujimoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com