Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Selamat Holocaust Meninggal pada Usia 110 Tahun

Kompas.com - 24/02/2014, 13:29 WIB
LONDON, KOMPAS.COM — Alice Herz-Sommer, korban selamat Holocaust yang diketahui sebagai yang tertua di dunia dan menjadi subyek film dokumenter yang masuk nominasi Oscar, telah meninggal di London pada usia 110 tahun. Demikian kata keluarganya, Minggu (23/2/2014). Herz-Sommer, yang berasal dari Praha yang kini masuk wilayah Ceko, menghabiskan dua tahun masa Perang Dunia II di kamp konsentrasi Terezin di Cekoslowakia, di mana ia menghibur para narapidana dengan memainkan piano.

Cucunya, Ariel Sommer, mengatakan, "Alice Sommer meninggal dengan tenang hari ini dengan keluarganya ada di sisi tempat tidurnya. Banyak yang telah ditulis tentang dirinya, tetapi bagi kami yang mengetahui dia dengan baik, dia adalah gigi (nenek) tercinta kami. Dia mengasihi kami, tertawa bersama kami, dan menghargai musik bersama kami. Dia merupakan inspirasi dan dunia kami akan secara signifikan berubah tanpa dirinya di samping kami. Kami berduka karena kehilangannya dan memohon privasi pada saat yang sangat sulit ini."

Menurut sebuah pembaruan status di halaman Facebook untuk filmnya yang masuk nominasi Oscar The Lady In Nomor 6: Music Saved My Life, dia meninggal hari Minggu setelah menderita sakit yang singkat. "Dia masih tinggal di apartemennya ketika jatuh sakit pada Kamis. Dia menghabiskan dua malam di rumah sakit dan meninggal pagi ini," kata status di halaman facebook tersebut.

Film berdurasi 38 menit itu, di mana dia berbagi kisah hidupnya dan menggambarkan pentingnya musik dan tertawa untuk hidup bahagia, merupakan film dokumenter pendek terbaik di Sunday's Academy Awards.

Produser Nicholas Reed mengatakan tentang film itu: "Anak-anak di seluruh dunia tumbuh dewasa dengan superhero. Apa yang kita, orangtua mereka, harus ingatkan mereka adalah bahwa dokumenter tersebut bercerita tentang 'superhero yang nyata'. Kisah para superhero didasarkan pada orang-orang hebat, orang-orang yang nyata, seperti Alice Herz-Sommer."

Dalam tulisannya di situs web film itu, Herz-Sommer, yang merupakan teman keluarga penulis eksistensialis Franz Kafka, menjelaskan bagaimana "musik menyelamatkan hidup saya". "Saya seorang Yahudi, tetapi Beethoven merupakan agama saya," katanya di sebuah klip video. "Saya hidup tidak lama lagi. Tubuh tidak dapat bertahan seperti yang terjadi pada masa lalu. Saya pikir saya pada hari-hari terakhir, tetapi itu tidak terlalu penting karena saya telah memiliki sebuah kehidupan yang indah. Hidup itu indah, cinta itu indah, alam dan musik itu indah. Segala sesuatu yang kita alami merupakan hadiah, hadiah yang harus kita hargai dan teruskan kepada orang yang kita cintai."

Kritikus film LA Times, Betsy Sharkey, mengatakan film itu "membuatnya terpukau".

"Kisahnya dimulai di Praha tahun 1903 di mana dia adalah anak dengan hak istimewa, kenangannya tajam dalam mengingat Franz Kafka dan kunjungan komposer Gustav Mahler ke rumahnya," tulis Sharkey.

"Lalu, Perang Dunia II dan kamp kematian Hitler merusak kehidupan itu; keterampilannya memainkan keyboard menyelamatkannya. Apa yang luar biasa tidak hanya musik yang begitu indah yang dimainkan saat ia duduk di bangku piano di ruangan No 6, tetapi bahwa dia tidak melihat ke belakang dengan marah."

Sekitar 140.000 orang Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi Terezin dan sebanyak 33.430 dari jumlah itu meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com