KIEV, KOMPAS.com - Ukraina berdarah. Dalam dua hari, Selasa (18/2/2014) dan Rabu (19/2/2014), unjuk rasa berakhir bentrok, 26 orang tewas.
Ini, episode paling berdarah sejak gelombang demonstrasi dimulai pada November 2013. Berikut adalah rentetan kejadian dalam dua hari paling berdarah tersebut.
Selasa
Pada pagi hari, sekitar 20.000 pengunjuk rasa pro-Eropa berbaris dari ikon Kiev, Independence Square, yang juga menjadi basis unjuk rasa mereka, menuju gedung parlemen. Mereka menuntut pemilu digelar, untuk menurunkan Presiden Viktor Yanukovych.
Demonstrasi berubah menjadi ajang kekerasan. Polisi menembakkan peluru karet, bom asap, dan gas air mata ke pengunjuk rasa. Para demonstran melemparkan bom molotov dan batu ke arah polisi, dalam upaya merangsek mendekati gedung parlemen.
Para demonstran menduduki markas besar partai pengusung Yanukovych. Mereka menarik diri beigtu asap memenuhi gedung.
Kerusuhan demonstrasi ini menyebabkan penutupan meluas jaringan kereta api di Kiev. Ini adalah penutupan pertama untuk jalur demonstrasi massal tersebut selama gelombang demonstrasi terjadi di Kiev sejak November 2013.
Para pengunjuk rasa kembali mengambil kendali atas balai kota Kiev, hanya dua hari setelah mengosongkan bangunan itu sebagai bagian dari kesepakatan amnesti untuk mereka.
Pada malam hari, polisi anti-huru-hara melemparkan granat dan menggunakan meriam air, mereka menerobos pula barikade pengunjuk rasa menggunakan kendaraan lapis baja.
Namun, ribuan pengunjuk rasa bersenjatakan batu, kembang api, dan bom molotov, menolak memenuhi ultimatum tenggat waktu membubarkan diri pada pukul 18.00 waktu setempat untuk meninggalkan alun-alun Maidan alias Independence Square.
Kebakaran melanda Trade Union House, salah satu basis utama pengunjuk rasa sejak gelombang demonstrasi dimulai. Banyak tenda pengunjuk rasa juga terbakar.
Kerusuhan meluas ke bagian barat Ukraina, denagn ribuan pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung publik di Lviv.
Pembicaraan yang kemudian digelar antara Yanukovych dan kubu oposisi gagal mencapai keputusan apapun. Para pemimpin oposisi pun menyeru demonstran untuk berjuang untuk negara mereka. Sementara itu, Yanukovych menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin.
Uni Eropa, Amerika Serikat, dan PBB, menyerukan perdamaian untuk Ukraina. Sebaliknya, anggota parlemen Rusia Alexei Pushkov mengatakan kerusuhan ini terjadi karena dorongan Barat.
Rabu
Pada pagi hari, pasukan keamanan terlihat tak lagi memaksakan upaya mengambil alih lndependence Square.
Rusia menyatakan demonstrasi di Ukraina sudah menjadi percobaan kudeta. Sementara itu, Uni Eropa menggelar rapat darurat membahas sanksi untuk dalang kerusuhan di Ukraina. Perancis, Jerman, dan Polandia mendesak ada sanksi untuk Ukraina.
Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya kekerasan oleh kedua kubu yang berseteru di Ukraina. Sementara di Ukraina, Yanukovych menetapkan Kamis (20/2/2014) sebagai hari berkabung nasional.
PBB menuntut digelar penyelidikan independen atas bentrokan di Ukraina ini. Adapun Dinas Keamanan Ukraina menyatakan memulai operasi anti-teroris.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.