Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN 6 Unggulkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 13/02/2014, 17:46 WIB
Josephus Primus

Penulis

“Memang pendapatan masyarakat meningkat signifikan. Tapi terjadi pula kesenjangan yang cukup besar. Bahwa orang kaya semakin kaya, tapi orang miskin tidak naik kelas jadi orang kaya, tetap saja miskin. Kesenjangan ini harus dilihat efek sosialnya, jika pemerintah tidak melakukan terobos-terobosan, kesenjangan atas pendapatan masyarakat tetap terjadi,”papar Umar Juoro

Kekurangan lainnya adalah soal infrastruktur khususnya infrastruktur jalan dan listrik  yang belum memadai.  Di beberapa daerah terlebih lagi setelah musim hujan ini, infrastruktur khususnya jalan semakin memburuk. Sementara  Soal perizinan juga masih menjadi bagian dari kekurangan yang harus segera diperbaiki pemerintah. Perizinan investasi kita masih belum memuaskan.  Kedua kekurangan tersebut menghambat derasnya laju investasi asing ke dalam negeri.

Untuk memperbaiki kekurangan itu, pemerintah harus melakukan beberapa terobosan di sisa masa pemerintahannya. Terobosan tersebut antara lain membuka kesempatan kerja produktif.

“ Ini akan efektif mengurangi kesenjangan tersebut. Artinya, dengan kesempatan kerja produktif  ini angka pengangguran bisa turun. Pendapatan masyarakat miskin menjadi naik. Sektor manufaktur memiliki potensi besar dalam menciptakan kesempatan kerja produktif karena menyerap tenaga massal. Begitu juga sektor pertanian. Dua sektor tersebut sampai saat ini belum optimal dikembangkan,” papar Umar Juoro

Sementara terobosan di bidang infrastruktur adalah dengan memperbaiki dan mempercepat infrastuktur jalan yang dibutuhkan seperti Jalan Tol Trans Sumatera, pelabuhan dan pembangunan jaringan jalan kereta yang dapat mempercepat distribusi barang dari berbagai wilayah di Indonesia. “Sementara masalah perizinan investasi kita masih belum memuaskan. Pemerintah harusnya lebih responsif dan fokus menyelesaikan kendala tersebut untuk memberikan kepastian bagi investor atas investasi jangka panjangnya,” papar Berly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com