Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerapah Disembelih untuk Pemuliaan Genetik, Tuai Puluhan Ribu Petisi

Kompas.com - 10/02/2014, 06:22 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN

KOPENHAGEN, KOMPAS.com — Sebuah petisi online untuk menyelamatkan jerapah muda yang sehat dari kematian telah gagal. Ribuan tanda tangan dari pencinta hewan tak bisa menghentikan eutanasia pada jerapah jantan bernama Marius itu, Minggu (9/2/2014).

Kebun Binatang Kopenhagen mengatakan eutanasia itu harus dilakukan untuk menghindari perkawinan sedarah jerapah peliharaan mereka untuk tujuan pemuliaan genetik. Setelah diotopsi, Marius dipotong-potong di depan pengunjung kebun binatang, termasuk anak-anak, lalu diumpankan untuk singa peliharaan kebun binatang itu juga.

Upaya hingga menit terakhir untuk menyelamatkan Marius mendapat tanggapan dari kebun binatang itu bahwa mereka tak punya cukup tempat untuk kawanan jerapah. "Jerapah kami adalah bagian dari program pemuliaan internasional, yang memiliki tujuan memastikan populasi jerapah yang sehat," kata Bengt Holst, direktur ilmiah di Kebun Binatang Kopenhagen.

"Ini hanya bisa dilakukan dengan mencocokkan komposisi genetik dari berbagai binatang dengan ruang yang tersedia .... Ketika jerapah berkembang biak seperti yang mereka lakukan sekarang, maka Anda pasti akan mengalami apa yang disebut masalah kelebihan (populasi) ini sekarang maupun nanti."

Langkah mensterilkan Marius, menurut Holst, tidak cukup menjadi solusi. "(Karena) dia akan mengambil ruang untuk genetika jerapah yang lebih berharga," kata dia. Menurut Holst, justru penonton anak-anak yang menyaksikan pemotongan Marius bersikap antusias dan mengajukan pertanyaan yang baik tentang pilihan membunuh Marius itu.

Diumpankan ke singa

Marius dibunuh menggunakan senapan, bukan memakai suntikan obat mematikan, karena mencegah pencemaran pada daging yang kemudian akan menjadi makanan untuk peliharaan lain di kebun binatang itu. "Dalam hal ini kami tidak akan membuang 200 kilogram daging," kata Holst .

Marius adalah jerapah berumur 2 tahun. Secara resmi dia tak punya nama, tetapi penjaganya memanggil jerapah ini dengan Marius sekadar sebagai identifikasi.

Penanganan masalah populasi ini mengundang kemarahan di dunia maya, dengan lebih dari 27.000 orang mendukung petisi "Save Marius". "Kebun binatang telah membesarkannya sehingga menjadi tanggung jawab mereka untuk memberinya tempat tinggal," kata Maria Evans, salah satu penulis petisi.

Kebun Binatang Kopenhagen menyatakan perdebatan soal Marius telah mendorong mereka menerbitkan Tanya Jawab di laman Facebook, tentang keputusan tersebut. "Tidak mungkin untuk mentransfer jerapah ke kebun binatang lain karena akan menyebabkan kawin sedarah, " katanya.

Namun, beberapa kebun binatang sebenarnya sudah menawarkan untuk menampung Marius. Inggris Yorkshire Wildlife Park, misalnya, mengatakan masih memiliki tempat untuk satu lagi jerapah jantan.

Copenhagen Zoo mengatakan hanya kebun binatang yang mengikuti aturan-aturan tertentu dapat menjadi bagian dari program pemuliaan internasional. Di Eropa, Kebun Binatang Kopenhagen merupakan anggota Asosiasi Kebun Binatang dan Aquaria Eropa. Salah satu aturan dalam asosiasi ini adalah menghindari inbreeding alias kawin sedarah pada jerapah.

Asosiasi mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu bahwa ia mendukung keputusan Kebun Binatang Kopenhagen. Meskipun Marius sehat, gen-nya sudah punya wakil di kebun binatang itu. Sementara itu, pilihan melepaskan jerapah dari kebun binatang ke alam liar juga hampir pasti tak akan berhasil membuatnya bertahan hidup.

Soal otopsi dan penyembelihan dilakukan di luar, bahkan dengan disaksikan anak-anak, menurut Holst, itu tak terhindarkan karena besarnya ukuran Marius. "Ini adalah kesempatan yang baik untuk mengundang para tamu untuk menonton... Kami ada di sini untuk mendidik orang-orang dan itu adalah cara yang baik untuk menunjukkan orang-orang seperti apa jerapah itu," ujar dia.

Holst mengatakan pada hari "eksekusi", ada sekitar 16 pengunjuk rasa di depan kebun binatang. Dia mengaku menemui mereka dan berbicara. "Kami selalu sangat terbuka tentang hal itu, menjelaskan mengapa kami melakukannya," ujar dia.

Rata-rata, sebut Holst, sekitar 20 sampai 30 hewan, termasuk kambing , antelop, dan babi hutan, mengalami hal yang sama setiap tahun di kebun binatang ini, dengan alasan yang sama. "Ini adalah jerapah pertama ... saya tidak mengerti kemarahan (para pengirim petisi)--kita semua menggunakan cara ini untuk memusnahkan hewan di alam liar."

"Kita harus memastikan populasi sehat yang aman untuk masa depan, dan Anda hanya bisa memiliki populasi yang sehat jika Anda mengendalikan dan mengoordinasikan upaya-upaya pemuliaan Anda."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com