Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kampanye Anti-Muslim, Referendum Swiss Perketat Lagi Aturan Imigrasi

Kompas.com - 10/02/2014, 04:32 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP

GENEVA, KOMPAS.com — Pemilih di Swiss mendukung proposal pembatasan imigrasi, Minggu (9/2/2014). Hasil referendum merupakan pukulan telak bagi pemerintah yang kemudian memperingatkan bahwa hasil ini akan merugikan perekonomian Swiss dan akan mendatangkan sanksi dari Uni Eropa.

Keputusan dari referendum tersebut merupakan hasil dari kampanye menit-menit terakhir dari kelompok nasionalis yang mengangkat kekhawatiran soal kelebihan penduduk dan peningkatan jumlah Muslim di negara itu. Jajak pendapat sebelum pemungutan suara masih mendapatkan penentang proposal masih memenangi referendum.

Televisi pemerintah Swiss, SRF, melaporkan bahwa 50,3 persen pemilih mendukung proposal tersebut, yang mengatur pembatasan untuk semua jenis imigran. Adapun 49,7 persen pemilih menentang proposal tersebut. Selisih suara antara pendukung dan penentang proposal itu tak lebih dari 30.000 orang.

Dukungan atas proposal tersebut mayoritas datang dari kawasan perdesaan. Adapun pemilih dari perkotaan seperti Basel, Geneva, dan Zurich, menolak proposal itu.

"Ada konsekuensi luas untuk Swiss.. dan (untuk) hubungan kami dengan Uni Eropa," kata Menteri Kehakiman Simonetta Sommaruga setelah pemungutan suara . "Ini sebuah pergeseran dari sistem pergerakan bebas manusia (yang berlaku sekarang)."

Swiss bukan anggota Uni Eropa. Namun, negara ini menikmati hubungan akrab dengan kelompok 28 negara itu. Bern telah susah payah melakukan negosiasi dengan Brussels, antara lain untuk memungkinkan 500 juta warga Uni Eropa tinggal dan bekerja di Swiss dengan sedikit formalitas. Sebaliknya, warga Swiss juga bisa mendapatkan hal yang sama di Uni Eropa.

Anti-Muslim

Peraturan perundangan di Swiss mengharuskan Pemerintah Swiss membuat negosiasi perjanjian tentang pergerakan bebas manusia. Hukum itu tidak jelas mengatur imigrasi macam apa yang harus dibatasi dan kapan pembatasan dilakukan. Dua tahun lalu, negara ini sudah mengenalkan pembatasan kuota bagi imigran dari delapan negara Timur Tengah dan Eropa Timur.

Hasil referendum Minggu jelas memberikan lebih banyak konsekuensi. Ratusan ribu tenaga asing terdidik asal Jerman, Perancis, Italia, dan negara-negara Uni Eropa saat ini bekerja di Swiss. Menjelang referendum, data menyebutkan bahwa 80.000 tenaga kerja asing yang masuk ke Swiss pada tahun lalu punya peran penting untuk perekonomian negara.

Asosiasi Bankir Swiss menyatakan kekecewaan atas hasil referendum itu. "Kami sangat membutuhkan pembicaraan konstruktif dengan Uni Eropa untuk menjelaskan posisi kami (setelah hasil referendum itu)," kata pernyataan dari asosiasi tersebut.

Uni Eropa juga menyesalkan hasil referendum itu, tetapi menyatakan akan melihat terlebih dahulu bagaimana Pemerintah Swiss menerapkan hasil pemungutan suara tersebut. Teks referendum memberikan beberapa kelonggaran untuk Pemerintah Swiss dalam memutuskan kuota imigran yang diizinkan masuk ke negara itu dan pembagian kuota bagi kelompok yang berbeda.

Teks referendum mengharuskan pemerintah mengenalkan batasan bagi pekerja asing terkait jumlah anggota keluarga yang dibawa dan akses layanan sosial Swiss. Referendum ini pun mengurangi alokasi suaka, langkah yang merusak citra kemanusiaan Swiss.

Hasil jajak pendapat Minggu ini merupakan kemenangan lain untuk Partai Rakyat Nasionalis Swiss. Dengan lebih dari seperempat kursi di majelis rendah parlemen, partai ini memenangkan serangkaian referendum dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu kemenangan mereka yang mengejutkan adalah referendum pelarangan pembangunan menara tempat ibadah baru pada 2009.

Referendum lokal di Au-Heerbrugg, pada hari yang sama, memutuskan pelarangan perempuan Muslim mengenakan jilbab di sekolah dasar setempat. Dari 8 juta penduduk Swiss, 500.000 di antaranya mengidentifikasi diri sebagai Muslim.

Dari jumlah Muslim itu hanya sebagian kecil yang aktif beribadah. Sebagian merupakan para pelarian perang balkan yang kemudian mendapatkan suaka. Dalam kampanyenya, Partai Rakyat Nasionalis Swiss antara lain mengusung poster dengan gambar perempuan berpakaian tertutup dengan tulisan "1 Juta Muslim Segera?".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com