Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpenyakit Langka, Berharaplah Dokter Anda Menonton Saluran TV yang Tepat...

Kompas.com - 07/02/2014, 08:36 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP

LONDON, KOMPAS.com — Jika Anda punya penyakit langka dan tak kunjung mendapatkan diagnosis yang tepat, Anda sebaiknya berharap bertemu dokter yang menonton saluran televisi yang tepat. Ini kisah nyata yang terjadi di Jerman.

Adalah seorang pasien lelaki berumur 55 tahun di Jerman mengalami gagal jantung dengan campuran gejala membingungkan berupa demam, buta, tuli, dan pembesaran kelenjar getah bening. Selama berbulan-bulan kasus lelaki ini membingungkan para dokter setempat.

Sampai pada suatu ketika, kasus tersebut dirujuk ke Dr Juergen Schaefer, seorang penggemar drama televisi House. "Dalam 5 menit saya tahu apa yang salah," kata Schaefer tentang penyakit pasien tersebut.

Schaefer bekerja di Center for Undiagnosed Diseases di Marburg, di utara Frankfurt, Jerman. Dia mengatakan gejala penyakit pria tua itu persis sama dengan kasus salah satu pasien dalam serial kegemarannya.

Drama serial televisi tersebut mengangkat lakon fiktif Dr Gregory House, yang diperankan aktor Inggris Hugh Laurie. Gejala penyakit pria tua dalam kasus nyata persis dengan gejala keracunan kobalt dalam serial tersebut.

Schaefer menjadikan film yang tayang terakhir pada 2012 setelah diputar selama 8 tahun, untuk mengajar para mahasiswanya. Dalam House kasus keracunan kobalt terjadi ketika pinggul logam palsu pasien rusak.

Pada kasus nyata di Jerman, dokter yang semula menangani pasien tersebut menyarankan transplantasi jantung. Namun, Schaefer dan rekannya menguji kandungan kobalt pasien itu terlebih dahulu.

Terlepas dari serial drama dan kemiripan kasusnya, Schaefer mengatakan pengujian tersebut akan tetap dia lakukan begitu mendengar keluhan pasien bermula setelah dia mengganti pinggul keramik yang rusak. Menurut Schaefer, pecahan fragmen dari pinggul keramik yang tergerus saat penggantian pinggul buatan, membocorkan kobalt dan kromium ke aliran darah pasien.

Setelah pinggul yang bermasalah itu diganti, kata Schaefer, gejala pasien itu pun membaik. Kisah ini kemudian ditulis oleh Schaefer dan rekannya dalam laporan kasus yang diunggah ke jurnal online, Lancet, Jumat (7/2/2014). Pasien tak diidentifikasikan.

"Kami tetap akan mendiagnosis itu bahkan tanpa Dr House," ujar Schaefer. "Anda bisa mengetik di Google dan mendapatkan diagnosis yang tepat," imbuh dia. Namun, Schaefer mengatakan para dokter harus menyadari kemungkinan keracunan kobalt pada pasien penggantian pinggul menggunakan pinggul buatan berbahan logam.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com