Kantor-kantor berita Barat mengatakan kelompok militan terkait Al Qaeda telah merebut sebagian sumber minyak dan gas Suriah dan menggunakan pendapatannya untuk mendanai kegiatan mereka.
Kantor-kantor berita itu mengatakan Negara Islam Irak dan al-Nusra termasuk diantara kelompok yang melakukan praktek tersebut yang dalam beberapa hal termasuk menjual minyak curian itu balik kepada kepada pemerintah Suriah.
Harian The Telegraph dan New York Times mengutip pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya dalam laporan mereka.
Hari Rabu (29/1), New York Times juga mengatakan “tidak ada bukti adanya koordinasi taktik” antara Presiden Bashar al-Assad dengan kelompok-kelompok ekstremis Islam. Tetapi beberapa pejabat Amerika mengklaim pemerintah Suriah mengecualikan lokasi-lokasi kelompok tersebut dari serangan udara.
Daniel Serwer adalah profesor manajemen konflik di Johns Hopkins School of Advanced International Studies. Dalam wawancara dengan VOA ia mengatakan perkembangan itu jika benar tidaklah mengejutkan.
Serwer mengatakan upaya apapun dari pemerintah Suriah untuk membeli minyak dari ekstremis Islam sebagian mungkin dimotivasi untuk meremehkan oposisi Suriah yang makin moderat.
Serwer pensiunan diplomat Amerika juga adalah pengarang buku "Righting the Balance: How You Can Help Protect America."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.