Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Tahu Ada Korban Asiana di Landasan Pacu Sebelum Truk Melindasnya

Kompas.com - 16/01/2014, 08:10 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com — Data rekaman video dari helm petugas pemadam kebakaran saat terjadi kecelakaan pesawat Asiana Airlines di Bandara San Fransisco menunjukkan, petugas penyelamat menyadari ada penumpang terbaring di landasan, sebelum sebuah truk pemadam kebakaran melindas penumpang itu.

CBS News menayangkan sebagian rekaman yang menunjukkan suasana penyelamatan kecelakaan pada 6 Juli 2013 tersebut, Selasa (14/1/2014). Rekaman penyelamatan kecelakaan pesawat berkode penerbangan 214 disebut didapat dari keluarga korban tewas akibat insiden truk pemadam itu, Ye Meng Yuan (16).

Rekaman itu memperlihatkan lima belas menit setelah pengemudi truk pemadam kebakaran menyadari keberadaan Yuan di landasan, truk yang sama terlihat melintasi rute tempat gadis dari China itu berada. CBS tidak memutar bagian rekaman ketika truk melindas Yuan karena kamera dari helm petugas itu terlihat mengarah ke bagian lain bandara.

Namun, Kantor Koroner County San Mateo telah menyatakan bahwa Yuan tewas karena terlindas truk pemadam kebakaran dalam operasi penyelamatan kecelakaan pesawat tersebut. Laporan soal keberadaan video ini pertama kali dilaporkan oleh San Francisco Chronicle. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana Yuan bisa berada di luar pesawat begitu kecelakaan terjadi.

Pemeriksaan oleh Badan Keselamatan Lalu Lintas Nasional (NTSB) menyebutkan, Yuan tertutup busa pemadam api dan terlindas dua kali. "Setidaknya lima petugas pemadam kebakaran tahu keberadaannya sebelum ia tertutup busa (tetapi) tak seorang pun memeriksa, tak ada yang menyentuh dan melindunginya, memindahkan, atau melakukan sesuatu untuk membawanya keluar dari bahaya, dan mereka meninggalkannya di sana," kata Anthony Tarricone, pengacara keluarga Yuan.

Juru bicara pemadam kebakaran San Francisco Mindy Talmadge, Rabu (15/1/2014), menolak berkomentar atas video tersebut karena masih ada proses litigasi. Namun, dia tak menampik ada sejumlah foto dan video dari petugas pemadam kebakaran yang diserahkan kepada instansinya. Foto dan video itu pun sudah diserahkan kepada pengacara yang mewakili keluarga korban untuk mengajukan tuntutan hukum atas insiden tersebut.

Para petugas pemadam kebakaran dalam pemeriksaan NTSB mengatakan, mereka menganggap gadis itu sudah meninggal dan bergegas menangani kecelakaan pesawat. Informasi tersebut berdasarkan dokumen pemeriksaan yang dirilis NTSB.

"Ini bukan masalah kami ceroboh atau tak berperasaan," kata Asisten Wakil Kepala Pemadam Kebakaran San Francisco, Dale Carnes, kepada penyidik NTSB, bulan lalu. "Itu fakta yang kami hadapi dalam lingkungan yang sangat kompleks."

Kepala Pemadam Kebakaran San Fransisco, Joanne Hayes-White, secara eksplisit melarang petugasnya menggunakan kamera yang terpasang di helm lapangan, menyusul beredar luasnya rekaman video kecelakaan pesawat Asiana Airlines itu.

Hayes-White menyatakan keprihatinannya melalui San Francisco Chronicle, soal privasi korban dan petugas pemadam kebakaran. Departemen yang membawahkan pasukan pemadam kebakaran sedang meninjau kebijakan Hayes-White soal larangan kamera ini.

Dari 307 penumpang pesawat Asiana Airlines berkode penerbangan 214 tersebut, 304 penumpang selamat. Yuan adalah satu dari tiga korban tewas kecelakaan itu. Satu  korban tewas lain meninggal seketika di lokasi kecelakaan dan satu yang lain meninggal saat dirawat di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com