Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buru Kakak Bocah Perempuan Calon Pengebom Bunuh Diri

Kompas.com - 07/01/2014, 21:18 WIB
KANDAHAR, KOMPAS.com - Kepolisian Afganistan, Selasa (7/1/2014), memburu seorang komandan Taliban yang memaksa adik perempuannya yang berusia 10 tahun -sebelumnya diberitakan berusia 8 tahun- mengenakan rompi penuh bahan peledak untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

Kementerian Dalam Negeri Afganistan mengatakan, bocah perempuan bernama Spozhmai itu seharusnya meledakkan diri di dekat sebuah pos polisi di distrik Khanashin, Provinsi Helmand.

Sejumlah polisi mengatakan, bahan peledak itu tak bekerja saat Spozhmai menekan tombol pemicu.

Dalam jumpa pers yang digelar Senin (7/1/2014), Spozhmai mengatakan, kakak laki-lakinya memerintahkan dia untuk melakukan misi bunuh diri, namun di saat-saat terakhir dia memutuskan tidak melakukannya.

"Saya muak terhadap ibu tiri saya. Kakak saya lalu menyuruh saya mengenakan rompi hitam, memerintahkan saya pergi ke pos polisi dan menekan tombolnya," kata Spozhmai kepada wartawan.

"Saya pergi menyeberangi sungai dan melepas rompi itu. Kakak saya kabur dan polisi menangkap saya. Dia tak mengatakan kepada saya tentang apa yang akan terjadi," lanjut dia.

Selama konferensi pers di ibu kota provinsi Helmand, Lashkar Gah itu, Spozhmai menuturkan dengan jelas insiden yang terjadi pada Minggu (6/1/2014) malam tersebut.

"Kami sudah membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini," kata juru bicara pemerintah provinsi Helmand, Omar Zwak.

"Polisi kini tengah mencari kakak dan ayah anak perempuan  itu, lalu kami akan mengunjungi pos polisi dan bertanya kepada polisi yang menahan anak itu. Kami mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," lanjut Zwak.

Zwak mengatakan, bocah perempuan itu memberikan keterangan yang berubah-ubah kepada polisi.

Dalam pengakuannya, bocah itu mengatakan dia menyeberangi sungai sendirian, lalu kedinginan karena pakaiannya basah sebelum kemudian ditahan.

Dia mengaku diam-diam pulang ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya yang basah. Namun, dia tidak mengatakan mengapa polisi mengizinkannya pulang.

Bocah perempuan yang kini ditahan polisi itu juga mengaku bahwa dia sudah tak ingin tinggal di kediamannya lagi karena baik ayah dan kakaknya adalah pejuang Taliban dan berniat membunuhnya.

Bocah itu juga mengatakan tidak ingin tinggal dengan ibu tirinya.

Anak-anak yang dijadikan bom bunuh diri sebenarnya sangat jarang terjadi di Afganistan. Namun beberapa kali anak-anak pernah digunakan untuk mengelabui pasukan keamanan sebelum kemudian meledakkan bom.

Taktik serupa juga dilakukan di Irak di mana anak-anak cacat dipaksa melakukan aksi bom bunuh diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com