Berdasarkan laporan media Korea Utara, Kim Kyong Hui (67 tahun), yang suaminya, Jang Song-Thaek, dihukum mati atas perintah Jong Un kurang dari sebulan lalu, dikatakan telah menderita serangan jantung atau bunuh diri. Sebelumnya, sudah ada spekulasi tentang kesehatan dan keberadaannya sejak kematian suaminya (yang juga berusia 67 tahun) pada 8 Desember lalu, yang digambarkan sebagai "sampah" oleh keponakannya yang berusia 30 tahun.
Kim, yang dikatakan telah mendapat perawatan untuk penyakit jantung, dilaporkan mengalami serangan jantung segera setelah suaminya dieksekusi dalam apa yang diyakini sebagai upaya Kim Jong Un untuk memperketat cengkeramannya pada Korea Utara.
Harian Korea Selatan, Chosunilbo, melaporkan bahwa badan intelijen Korea Utara yakin Kim sudah meninggal, tetapi tidak memastikan bagaimana atau di mana dia meninggal. Salah satu teori adalah bahwa perempuan itu meninggal di luar negeri selagi mencari perawatan medis. Dia diketahui telah mengunjungi spesialis jantung di Singapura dan Moskwa.
Kim Kyong Hui, yang merupakan adik kandung ayah Kim Jong Un, yaitu mantan pemimpin Kim Jong Il, pernah menjadi tokoh kunci dalam rezim totaliter Korea Utara. Sang bibi belum terlihat di depan umum sejak 10 September, ketika dia terlihat di sebuah konser bersama keponakannya dan istrinya keponakannya itu.
Walau suaminya telah dieksekusi, nyawa Kim diyakini aman, terutama ketika dia dipilih untuk bergabung dengan pejabat lainnya saat merencanakan pemakaman seorang pejabat senior Partai Pekerja yang meninggal bulan lalu.
Dia dikatakan telah menderita alkoholisme dan depresi sejak kematian anak satu-satunya, putri Jang Kum Song, yang bunuh diri di Paris tahun 2006.
Toshimitsu Shigemura, seorang profesor di Universitas Waseda Tokyo, mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa dirinya tidak akan terkejut jika Kim sudah meninggal, mengingat sejarah sakitnya. Shigemura mengatakan, "Tidak ada yang bisa melawan dia dan dia bisa memaksa partai dan militer untuk mematuhi perintahnya dengan menggunakan nama ayahnya. Hilangnya dia pasti akan menyebabkan banyak masalah politik di Pyongyang. Kim Jong Un mungkin mencoba untuk menutupi ketiadaannya untuk sementara guna mengonsolidasikan kekuatan politiknya sendiri."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.