"Sejumlah duta besar terlibat dalam aksi-aksi provokasi. Kami tak harus menerima kalian di negeri ini," kata Erdokan dalam pidatonya dari kota pesisir Laut Hitam, Samsun.
Meski tak menyebut nama, pernyataan Erdogan itu dianggap mengarah kepada duta besar AS Francis Ricciardone, setelah dia berkomentar soal skandal suap yang dibongkar kepolisian itu.
Namun, Ricciadone lewat akun Twitter-nya membantah pemerintah AS terlibat dalam penyelidikan suap itu.
"Pemerintah AS tidak terlibat dalam investigasi kasus korupsi yang sedang berlangsung saat ini," ujar Ricciardone.
Di hari yang sama, para hakim di pengadilan Istanbul mendakwa putra Menteri Dalam Negeri Muammer Guler dan Menteri Ekonomi Zafer Caglayan, menjadi perantara suap. Demikian laporan harian Hurriyet.
Di antara mereka yang ditahan dalam penggrebekan pagi hari 17 Desember lalu itu adalah direktur bank Halkbank Suleyman Aslan dan pebisnis asal Azerbaijan, Reza Zarrab.
Zarrab didakwa telah membentuk kelompok yang bertugas untuk menyuap pejabat untuk menyamarkan penjualan ilegal emas ke Iran melalui Halkbank. Sementara Aslan didakwa telah menerima suap.
Putra Menteri Lingkungan Erdogan Bayraktar yang sempat ditahan sudah dibebaskan pada Jumat (20/12). Demikian pula dengan wali kota distrik Fatih, Istanbul, Mustafa Demir dan pengusaha konstruksi, Ali Agaoglu.
Akibat penyelidikan kasus korupsi yang terjadi hanya tiga bulan sebelum pemilihan umum itu, sejumlah perwira polisi dipecat atau dicopot dari posisinya oleh pemerintahan Erdogan.
Erdogan sejauh ini sudah mencopot kepala kepolisian Istanbul dan sejumlah perwira polisi. Erdogan menuduh mereka tidak memperingatkan dirinya bahwa rekan-rekan tengah diselidiki terkait kasus suap.
Erdogan kemudian memilih Selami Altinok, seorang pejabat provinsi yang tak memiliki pengalaman kepolisian, sebagai kepala kepolisian Istanbul yang baru.
Sejumlah kalangan memperkirakan penunjukan Altinok itu adalah upaya Erdogan untuk menghentikan investigasi kasus korupsi ini.