Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Polisi di Mogadishu? Telepon ke 888

Kompas.com - 05/12/2013, 12:25 WIB
MOGADISHU, KOMPAS.com — Setelah dua dekade dibekap perang dan anarkisme, kini ibu kota Somalia, Mogadishu, mulai berbenah. Salah satu bentuk pembenahannya adalah nomor "hotline" kepolisian.

Kolonel Yusuf Mohammed Farah dengan bangga memperlihatkan pusat operasi telepon darurat kepolisian yang sibuk melayani panggilan.

Jangan bayangkan ruangan dipenuhi petugas dengan puluhan telepon dan layar komputer. Ruangan pusat operasi itu hanyalah sebuah ruangan sederhana dengan satu pesawat telepon.

"Ini bukan tugas mudah, tetapi hal yang baik kini kami memiliki nomor darurat 888 dan sejauh ini berjalan cukup baik," kata Kolonel Farah (46), juru bicara kepolisian Somalia.

"Kami mendapatkan banyak telepon warga setiap hari yang meminta bantuan," lanjut Farah.

Sejak jatuhnya pemerintahan Somalia pada 1991, satu-satunya pilihan warga saat membutuhkan bantuan adalah memohon kepada panglima perang setempat untuk mengirimkan anak buahnya.

Namun, sejak nomor darurat 888 diperkenalkan awal bulan ini, setidaknya polisi menerima 40 panggilan setiap hari dari ke 16 distrik Mogadishu.

Meski peralatannya masih sangat bersahaja dengan ruangan operasi yang pengap dihiasi dinding yang sudah mengelupas catnya, bagi Farah, keberadaan nomor darurat ini adalah sebuah kemajuan.

"Ini adalah sebuah langkah awal. Banyak warga menelepon 888 setiap hari. Mereka memberikan informasi atau meminta bantuan," tambah dia.

Bukan perkara mudah

Namun, setelah tak beroperasi puluhan tahun, ternyata menghidupkan kembali nomor darurat kepolisian bukan perkara mudah.

"Banyak orang menelepon, tapi sebagian besar ternyata salah sambung, atau ada yang menelepon sekadar untuk bertanya sesuatu," keluh Ahmed Abdi, petugas polisi yang bertugas menangani telepon darurat ini.

"Beberapa orang memang betul-betul meminta bantuan. Kami masih menyosialisasikan ini sehingga warga akan semakin memahami pentingnya nomor 888," tambah Abdi.

Saat Abdi menjawab pertanyaan, telepon berdering. Dengan cekatan, Abdi langsung mengangkat telepon itu yang ternyata kembali salah sambung.

"Orang itu ingin menghubungi perusahaan telepon genggam yang pernah menggunakan nomor 888 sebagai nomor layanan mereka," tambah Abdi.

Pemerintah Somalia telah meminta nomor tersebut dikembalikan ke negara untuk digunakan sebagai nomor darurat. Namun, banyak warga yang masih menghubungi 888 untuk mengeluhkan buruknya jaringan komunikasi.

Sementara warga Mogadishu menyambut baik upaya kepolisian itu, meski masih menyangsikan keefektifannya . Mereka juga ragu apakah polisi benar-benar akan menanggapi telepon warga.

"Lebih baik bagi kami untuk lari ke kantor polisi terdekat ketimbang menghabiskan waktu menelepon karena saya tidak yakin polisi sudah siap merespons," kata seorang warga, Said Muktar.

"Bagaimana mereka bisa merespons dengan cepat jika mobil patroli yang layak saja mereka tak punya?" tambah Abdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com