Lembaga Pengawas HAM Suriah membenarkan bahwa para pejuang kelompok Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda merebut kota bersejarah Maaloula setelah pertempuran selama beberapa hari. Namun, Lembaga Pengawas HAM Suriah meralat laporan sebelumnya yang menyatakan Front Al Nusra telah menculik para biarawati tersebut.
Sementara itu, Radio Vatican mengutip pernyataan Dubes Vatikan untuk Suriah Mario Zenari, mengabarkan para pemberontak memindahkan sebagian biarawati dari kota Maaloula ke Yabroud yang terletak 20 kilometer ke sebelah utara.
Zenari mengatakan, seorang Patriakh Ortodoks Yahudi mengatakan kepada dia bahwa sekelompok orang bersenjata memasuki biara pada Senin lalu.
"Mereka memaksa para biarawati untuk mengikuti mereka ke Yabroud. Saya belum dapat mengatakan apakah ini dianggap penculikan atau evakuasi," kata Zenari kepada Reuters lewat pesawat telepon.
"Yang saya dengar adalah pertempuran sengit masih terjadi di Maaloula," sambung Zenari.
Sementara itu, juga lewat telepon, kepala biara Saydnaya di Provinsi Damaskuas, Sivronia Nabhan, kepada AFP mengatakan dia telah berbicara dengan salah seorang rekannya dari Maaloula yang memastikan para biarawati kini berada di Yabrud.
"Kepala biara Maaloula, Pelagia Sayyaf mengatakan, dia dan 11 biarawati lainnya, ditemani tiga pelayan perempuan, ditempatkan di sebuah rumah di Yabroun dan tak seorangpun mengganggu mereka," kata Nabhan.
Nabhan menambahkan, pada Senin malam dia kembali berbicara dengan dua orang biarawati lainnya yang juga menegaskan kondisi serupa.
Awalnya, para biarawati itu dikabarkan hilang di saat pasukan Front Al-Nusra merebut Maaloula yang terletak di sebelah utara Damaskus. Saat itu, mereka beberapa warga kota yang tersisa berlindung di dalam biara Mar Takla.
Pada Desember lalu, para biarawati itu juga terjebak di dalam biara bersama puluhan anak-anak yatim piatu di tengah pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Maaloula adalah sebuah desa yang terletak 55 kilometer sebelah utara Damaskus, dan menjadi simbol kuno keberadaan Kristen di Suriah. Warga desa ini bahkan masih menggunakan bahasa Aramaik, yaitu bahasa kuno yang diyakini digunakan Yesus sekitar 2.000 tahun lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.