Pemerintah China berpandangan kalau jalan raya akan menjadi pemicu percepatan pembangunan infrastruktur lainnya. Secara keseluruhan, panjang jalan di China, termasuk jalan bebas hambatan, sudah menyentuh angka lebih dari 3 juta kilometer.
Inspirasi dari China itu menjadi salah satu hal mengemuka terkait dengan rencana Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Andai JTTS terwujud, sektor pariwisata di Sumatera bakal mendapat tempat di hati para pelancong. "Sekarang potensi itu belum tergarap maksimal,"kata Ketua Program Studi Pariwisata Universitas Indonesia Jajang Gunawijaya, kemarin.
Dalam pengamatan Jajang, potensi pariwisata di Sumatera lebih banyak dan lebih indah ketimbang Malaysia dan Thailand. Dengan alasan itu, JTTS yang memanjang dari Aceh sampai dengan Lampung bisa menjadi sarana wisatawan menikmati pemandangan melalui jalan darat. "Perjalanan menikmati pemandangan melalui jalan darat lebih menantang kalau dibandingkan dengan jalur udara," katanya.
Gunawijaya berpendapat pembangunan JTTS menjadi penting pula sebagai bagian dari Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pada bagian ini, menurutnya, masyarakat harus makin mendesak pemerintah pusat mengeluarkan peraturan pemerintah sebagai payung hukum realisasi pembangunan JTTS. Hal sama dikatakan anggota DPR Sutan Bathoegana.
Sementara itu, Jajang Gunawijaya juga berharap, bila nanti jadi membangun JTTS, pemerintah tetap punya kewajiban membangun dan meningkatkan kualitas jalan bukan tol yang ada di Sumatera. Utamanya, jalan bukan tol yang beriringan dengan JTTS itu sendiri. "Bukan sebaliknya membiarkan jalan bukan tol rusak," demikian Jajang Gunawijaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.