Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Tetap Kirim Pesawat Hibah untuk Indonesia

Kompas.com - 29/11/2013, 08:56 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Menteri Pertahanan Australia David Johnston mengatakan, penyerahan pesawat hibah Hercules C-130 dari Australia ke Indonesia akan tetap dilakukan meskipun kerja sama militer kedua negara tengah berstatus dibekukan gara-gara isu penyadapan.

Pesawat pengangkut yang akan dihibahkan tersebut diterbangkan dari Darwin, Kamis (28/11/2013) sore, dan Australia telah menandai status pesawat itu dengan keterangan dilepaskan.

Pesawat Hercules itu juga telah dicat ulang dengan bendera dan simbol Angkatan Bersenjata Indonesia.

Awalnya Australia hendak menyerahkan pesawat hibah itu ke Indonesia dalam sebuah upacara khusus di kota Williamtown di New South Wales.

Namun, upacara itu ditunda menyusul terungkapnya penyadapan Australia terhadap Presiden Yudhoyono, istrinya, dan sejumlah menteri senior Indonesia tahun 2009.

Juru bicara untuk senator Johnston mengatakan, penyerahan C-130 masih akan tetap dilaksanakan. Namun, dia tidak bersedia menjelaskan apakah pihaknya telah menentukan tanggal baru untuk upacara penyerahan resmi pesawat tersebut atau pesawat itu memang sudah diterbangkan ke Indonesia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan, dirinya sudah  berbicara dengan mitra kerjanya, Menlu Australia Julie Bishop, mengenai pertemuan untuk membahas upaya membangun kembali hubungan bilateral Indonesia–Australia. Marty menyampaikan hal ini sebelum melakukan pertemuan dengan Komisi I DPR yang membidangi isu luar negeri.

Anggota Komisi I meminta penjelasan lebih rinci mengenai surat dari PM Australia Tony Abbott kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berjanji tidak akan mencederai Indonesia atau hubungan bilateral kedua negara lagi.

Natalegawa mengatakan, dia sudah berupaya memulai pembahasan dengan Australia. "Saya sudah berkomunikasi dengan Menteri Bishop untuk mendiskusikan langkah awal, katakan saja agar kedua negara kembali bisa bersama-sama,” katanya.

Dia mengatakan, pertemuan ini diperlukan sebelum protokol kerja sama di masa depan bisa disusun.

Indonesia mengatakan tidak akan memulai kembali kerja sama di beberapa bidang seperti pencari suaka sebelum perjanjian baru ditandatangani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com