"Tidak akan ada negara yang mengambil tindakan jika Perancis sebagai bekas penguasa kolonial tak melibatkan diri (mengatasi konflik di sana)," kata Francois Heisbourg, analis Perancis dari Yayasan Penelitian Strategis di Paris, Perancis, Selasa.
"Kami adalah tawanan sejarah dan geografi. Ini adalah lingkungan kami, dan ya, kami memiliki pasukan di daerah itu untuk alasan historis," lanjut Heisbourg. Dengan kondisi kemanusiaan dan tekanan politik saat ini, ujar dia, tidak ada jalan bagi Perancis untuk menghindari pengiriman tentara ke Republik Afrika Tengah.
Konflik horizontal di Afrika Tengah yang melibatkan keyakinan agama dinilai sudah memasuki tahap menuju pemusnahan etnis alias genosida. Kurang dari sepekan lalu, Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius telah memperingatkan dunia tentang situasi tersebut.Sebelumnya, pada Januari 2013 Perancis sudah mengirimkan pasukan untuk membebaskan kawasan di utara ibu kota Mali dari kekuasaan pemberontak. Republik Afrika Utara yang praktis tak memiliki hukum efektif saat ini akan menjadi negara kedua di benua Afrika yang kedatangan pasukan Perancis dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Mukosa, pasukan yang dikirim ke sana tak boleh hanya berkonsentrasi di satu lokasi dan harus menjangkau daerah-daerah lain yang diduga kuat telah terjadi pelanggaran HAM serius.
Dihubungi melalui telepon, biarawati Angelina Santaguiliana mengatakan, gereja di Bouca sudah dipenuhi pengungsi. Dia berharap pasukan Perancis datang untuk melucuti senjata di kawasan itu dan tidak berperang. "Karena perang akan memunculkan hal buruk," ujar dia.
Detail mengenai dugaan genosida di daerah-daerah terpencil hanya didapat dari sebagian kecil pengungsi yang selamat sampai di tempat aman. Karenanya, jumlah pasti korban tewas tak bisa disebutkan. Apalagi banyak anggota kelompok bersenjata yang kemudian resmi menjadi tentara negara itu sehingga isu kekerasan teredam.
Kabar soal pembantaian di daerah mencuat saat sekelompok milisi melakukan pemberontakan pada Maret 2013 di Bangui. Konflik kemudian meluas ke Bossangoa.
Beberapa desa dikabarkan benar-benar hancur dengan rumah-rumah terbakar habis. Meski tuduhan banyak diarahkan ke milisi Muslim, tetapi diketahui di beberapa wilayah milisi Kristen juga menyerang warga sipil Muslim.