Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Berhala, Militan Suriah Tebang Pohon Berusia 150 Tahun

Kompas.com - 24/11/2013, 01:06 WIB
DAMASKUS, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak militan Suriah menebang sebuah pohon tua berusia 150 tahun di kota kecil Atme, dekat perbatasan Suriah dan Turki.

Mereka menebang pohon itu setelah menuduh warga Atme menyembah pohon tua itu. Demikian sumber-sumber yang dekat dengan kelompok pemberontak militan Suriah.

"Terima kasih Tuhan, pohon yang berusia 150 tahun sudah ditebang, karena warga desa memilih menyembah pohon itu ketimbang Tuhan," ujar sumber itu lewat akun Twitter bernama "panggilan kami adalah jihad".

Dia juga mengunggah foto seorang pria menggunakan topeng hitam tengah menebang pohon itu menggunakan sebuah gergaji mesin. Sebuah bendera dengan gaya Al-Qaeda dipasang di puncak pohon tua itu.

Para pendukung kelompok militan ini menggunakan hashtag yang digunakan pendukung kelompok militan Negara Islam Iran dan Mediterania Timur (ISIL).

Sementara itu, Rami Abdel Rahman aktivis Pemantau HAM Suriah membenarkan kelompok militan telah menebang pohon yang berdiri di samping sebuah lokasi pemujaan kuno di Atme.

Warga bersembahyang di sekitar pohon, kata Rami, setelah lokasi pemujaan itu direbut dan diduduki para pemberontak militan tersebut.

Kabar penebangan pohon tua itu muncul beberapa jam setelah ISIL merebut kota Atme di provinsi Idlib, Kamis (21/11/2013).

"ISIL merebut Atme. Mereka kini mendirikan pos pemeriksaan di seluruh kota," kata Abu Leila, seorang tokoh pemberontak dari Idlib yang geram atas jatuhnya Atme.

Abu Leila menilai jatuhnya Atme adalah sebuah kerugian stategis bagi kelompok oposisi sekuler yang selama ini berseberangan dengan kelompok-kelompok militan.

"Atme adalah "oksigen" bagi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang berjuang menggulingkan Bashar al-Assad," ujar Abu Leila.

Pasukan pemberontak FSA menggunakan Atme sebagai pintu masuk semua kebutuhan mulai dari senjata hingga makanan. Atme juga menjadi pintu keluar para korban luka ke rumah-rumah sakit di Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com