Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sukses Uji Terbang "Drone" Tempur Siluman

Kompas.com - 22/11/2013, 20:05 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — China berhasil melakukan uji coba pesawat tempur tanpa awak siluman pertamanya, seperti dikabarkan media pemerintah, Jumat (22/11/2013).

Media China menyebutkan, keberhasilan uji coba pesawat yang bentuknya mirip dengan pesawat pengebom AS B2 itu merupakan keberhasilan negeri tersebut mengejar teknologi Barat.

Uji terbang pesawat yang dinamai "Sharp Sword" itu merupakan langkah maju China dalam membangun kekuatan militernya, yang ditunjang dengan anggaran militer terbesar kedua di dunia saat ini.

Kabar uji coba tersebut muncul beberapa pekan setelah Tokyo mengatakan, sebuah pesawat tanpa awak atau drone terbang di dekat kepulauan sengketa di Laut China Timur, yang semakin memanaskan sengketa di antara kedua negara itu.

"Kesuksesan uji terbang menunjukkan negeri ini berhasil memperkecil jarak kekuatan udara dengan negara-negara Barat," kata harian China Daily.

Harian itu menambahkan, China kini adalah negara keempat di dunia yang berhasil menerbangkan sebuah drone siluman.

Beijing secara bertahap membangun kekuatan militernya dengan menambah berbagai peralatan tempur canggih. Pada awal 2011, China memperkenalkan pesawat tempur siluman pertamanya, J-20, yang baru akan dioperasikan pada 2018.

Selain kekuatan udara, China juga memperkuat angkatan lautnya dengan kapal induk pertamanya. Kapal induk bernama Liaoning itu merupakan daur ulang dari kapal bekas yang dibeli dari Ukraina.

Liaoning sudah bertugas pada September 2012, tetapi baru akan benar-benar beroperasi penuh dalam beberapa tahun mendatang.

Rick Fisher, peneliti senior dari Pusat Kajian dan Strategi Internasional, mengatakan, kemungkinan besar "Sharp Sword" akan digunakan untuk misi pengintaian berdurasi panjang.

"Uji coba ini menunjukkan investasi besar China sudah mulai mengantarkan negara itu menjadi negara dengan kekuatan militer kelas dunia," kata Fisher.

Pesawat tempur seperti ini, lanjut Fisher, akan menimbulkan banyak kesulitan untuk sistem pertahanan negara-negara lain, termasuk Jepang dan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com