KOMPAS.com -Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) pada 2015, Malaysia dan Singapura mengunggulkan industri gaya hidup dan swalayan. Konsepnya datang dari Eropa dan Amerika. Pada kenyataannya, di berbagai sudut tempat-tempat publik di kedua negara tetangga Indonesia itu selalu ada mesin yang melayani kebutuhan warga untuk sekadar minum kopi. Konsumen tinggal menyiapkan koin uang.
Sementara itu, KEA pada dua tahun ke depan juga akan berwarna makin banyaknya kota-kota besar dengan ciri khas aktivitas warga yang padat. Berangkat dari situlah, seperti pengalaman mesin penyedia minuman, warga masyarakat pun memerlukan mesin untuk mencuci pakaian. Bisnis penyediaan mesin pencuci pakaian, bahkan di Indonesia, akan tumbuh subur dan makin maju.
Keyakinan inilah yang mendasari Helmy Chandra memulai usahanya di bidang tersebut. Saat ini, Helmy menjadi CEO mesinlaundry.com. "Dengan mesin ini, aktivitas mencuci yang awalnya kurang menyenangkan berubah menjadi menyenangkan," katanya.
Penggunaan mesin semacam ini sudah barang tentu akan menghemat waktu. Hitungannya bahkan dalam menit. Sementara, cara yang selama ini lazim dilakukan memerlukan waktu hingga 3 hari.
Helmy mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan produsen bermerek IPSO dari Alliance Laundry Systems asal AS dan Belgia. Nantinya, operasionalisasi mesin seperti ini bersamaan dengan realisasi konsep kafe. Sehingga, saat menunggu waktu mencuci pakaian, konsumen bisa melakukan hal-hal lain semisal minum kopi, menonton televisi, mendengarkan musik, dan sebagainya.
Helmy Laundry Menurut CEO mesinlaundry.com Helmy Chandra, sekarang industri pelayanan pencucian pakaian di Indonesia sudah mengarah ke penggunaan mesin berteknologi yang berfungsi secara otomatis dengan memasukkan koin maupun kartu kredit. Pemanfaatan mesin koin seperti ini sudah tersebar luas di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia. Sementara. Thailand dan Filipina bahkan negara tetangga dekat Malaysia dan Singapura juga sudah memanfaatkan mesin tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.