Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beginilah Lagu "Desaku yang Tercinta" ala Koor Gereja Swiss

Kompas.com - 21/11/2013, 15:33 WIB
BERN, KOMPAS.com — Ada yang tak biasa terdengar di dalam sebuah gereja di desa Roemerswil, Lucerne, Swiss tengah. Jika biasanya paduan suara gereja tua itu mengumandangkan lagu tentang kebesaran Tuhan, Sabtu (16/11/2013) petang itu, justru bergema lagu berbeda, jauh dari belahan dunia lain.

"Malam ini memang lain, paduan suara gereja Roemerswil sedang merayakan ulang tahun ke-100-nya, biarlah kami memberikan kejutan," ujar Priska Fuchs-Kathriner, Presiden Paduan Suara Gereja Roemerswil, sebelum konser dimulai.

Kejutan datang pada repertoir keempat, ketika Adalbert Bircher, ketua paduan suara Gereja Hohenrain, tampil sebagai konduktor. Setelah dentingan silafon dipadu piano, muncul sebuah lagu berbahasa Indonesia "Dalam Perjalanan".

Meski melodinya sama sekali tidak dikenal, tetapi 30-an orang anggota paduan suara Roemerswil dan Hohenrain itu bernyanyi dalam bahasa Indonesia. “Melodinya memang tak akan dikenal di Indonesia, ini lagu ciptaan kami sendiri,” ujar Adalbert. 

Menariknya, mereka bernyanyi sama sekali tidak menggunakan teks, sudah layaknya seperti sekelompok orang Indonesia yang menyanyikan lagu pujaannya di luar kepala.

Kejutan kedua terjadi pada lagu berikutnya. Intro piano yang dikumandangkan Andreas Wuerst memang juga tak begitu dikenal. Tetapi, ketika paduan suara ini memulai lagunya, ingatan langsung terbang jauh ribuan kilometer ke Tanah Air.

Mereka ternyata menyanyikan lagu "Desaku yang Kucinta", lagu klasik Indonesia yang sebagian besar masyarakat Indonesia sudah hafal di luar kepala. Sekali lagi, mereka juga melantunkannya tanpa melihat teks.

"Kami latihan berbulan bulan untuk itu, tiap Selasa malam berkumpul untuk latihan,“ tutur Andreas Wuerst, pimpinan Paduan Suara Gereja Roemerswil. Meskipun pada mulanya cukup sulit, imbuhnya, pada akhirnya teks "Desaku yang Kucinta" bisa dihafalkan di luar kepala. Kalau kita latihan tekun, semua pasti akan tercapai,“ imbuh Adalbert.

Suasana syahdu begitu terasa saat lagu itu dilantunkan. Kalimat-kalimat yang meluncur dari paduan suara itu seketika mengingatkan keindahan desa-desa di Tanah Air. Salah seorang penonton asal Indonesia bahkan tampak menyeka air matanya karena terharu dengan suasana yang dibangun konser lagu-lagu Indonesia itu. 

“Konsernya sangat bagus, suara penduduk desa ini patut diacungi jempol. Kami berterima kasih atas kesediaannya mengggunakan lagu ini di sini,” kata Oktavia Maludin, sekretaris pertama KBRI Bern.

Dewa Budjana, gitaris GIGI, juga tak bisa menahan haru ketika ditunjukkan video konser unik tersebut. "Bagus sekali, bagus sekali,“ kata gitaris asal Klungkung, Bali, ini.

Berawal dari liburan

Pemilihan dua lagu berbahasa Indonesia itu, sebagaimana diungkapkan Adalbert, bermuasal dari liburannya ke Indonesia dua tahun silam. “Kami menjumpai masyarakat yang sangat ramah, terbuka, dan siap membantu,” kenang Adalbert.

Beberapa nilai kehidupan masyarakat Indonesia, akunya, juga mengagumkan. “Mereka hidup dalam banyak keterbatasan, setidaknya dibandingkan Swiss, tapi bisa mengatasinya dengan baik,” katanya.

Setelah liburan yang mengesankan di Indonesia itu, sekembalinya ke Swiss, ia pun mulai mengutak-atik pianonya. “Saya mencoba membuat lagu Indonesia, akhirnya terciptalah lagu 'Dalam Perjalanan',” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com