Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banglades Harus Perbaiki Industri Garmen

Kompas.com - 19/11/2013, 14:54 WIB
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengatakan Banglades harus melakukan reformasi terhadap industri garmennya guna menjaga pertumbuhan ekonomi di negara itu. ILO mengatakan kondisi kerja yang aman dan gaji layak bagi buruh garmen merupakan hal yang vital.

Laporan badan PBB itu muncul setelah terjadinya serangkaian kecelakaan yang melanda pabrik garmen di Banglades. Kecelakaan yang terjadi selama ini telah mengakibatkan 1.130 orang tewas.

Beberapa kali pabrik garmen di Dhaka, Banglades runtuh akibat kondisi bangunan yang tidak layak. Sektor garmen merupakan sektor penting penunjang ekonomi Banglades dan berkontribusi dalam memasok lima persen kebutuhan pakaian global.

Posisi mereka sebagai ekportir pakaian di dunia hanya bisa dikalahkan oleh China.

Turunkan daya saing

Dalam laporannya, ILO mengatakan "tanpa adanya pembentukan pasar tenaga kerja serta kebijakan sosial yang baru, Banglades tidak akan mampu menjaga momentum ekonomi dan meningkatkan standar hidup yang berekelanjutan."

Laporan ILO menunjukan bahwa buruh pabrik garmen di Banglades memiliki gaji lebih rendah buruh yang berada di Kamboja, Vietnam, India atau Pakistan. Gaji buruh garmen di negara itu baru mengalami penyesuaian sebanyak tiga kali dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir.

Awal bulan ini dewan pengupahan Banglades mengusulkan kenaikan gaji buruh pabrik garmen hingga 77 persen menjadi sekitar 68 dollar Australia perbulan atau sekitar Rp 789 ribu lebih perbulan.

Usulan ini masih jauh lebih rendah dari tuntutan serikat buruh di negara itu.

ILO mengatakan reformasi di sektor garmen merupakan investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh Bangladesh untuk menjaga eksport dan mendukung penciptaan lapangan kerja. Namun pemilik pabrik berpendapat bahwa kenaikan gaji yang tinggi bisa merusak daya saing produk mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com