Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundup Manusia Beroperasi dari Balik Penjara di Jakarta

Kompas.com - 18/11/2013, 08:45 WIB
Sindikat penyelundup manusia menawarkan paspor dan visa Australia kepada pencari suaka untuk masuk ke Australia dengan pesawat komersial. Salah seorang anggota sindikat penyelundup ini diduga beroperasi dari dalam penjara di Jakarta.

Demikian investigasi yang dilakukan program Four Corners ABC. Dalam investigasi ini terungkap bukti bahwa para penyelundup manusia menjual dokumen perjalanan dengan harga hingga 16.000 dollar Australia (atau Rp 171 juta).

Dalam serangkaian pertemuan di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, seorang warga Irak yang dikenal sebagai Abu Tarek direkam dengan video menawarkan dokumen perjalanan kepada calon penumpang. Abu Tarek menyatakan, seorang kliennya baru-baru ini berhasil masuk ke Australia dengan visa dan paspor yang dikeluarkan oleh Bahrain, dan telah meminta suaka di sebuah bandara Australia.

Ketika pria Irak berusia 36 tahun itu, yang nama aslinya adalah Hakim Salga, ditanya apakah sudah banyak orang lain yang menggunakan dokumen gelap itu, ia menjawab, "Ya, ke Australia, Selandia Baru, banyak orang sudah tiba di sana, menggunakan paspor yang dikeluarkan oleh Bahrain dan Oman."

Penyelundup manusia itu menyarankan kepada kliennya agar menggunakan paspor dan visa itu untuk naik ke pesawat, kemudian merobek-robeknya sebelum tiba di Australia.

Tarek menyatakan menjual dua macam visa Australia, yaitu visa berlibur dan visa transit untuk terus terbang ke Selandia Baru. Investigasi itu lebih jauh mengungkapkan bahwa sindikat penyelundup manusia berusaha menjaring para pencari suaka dari Lebanon, terutama kawasan utara negara itu yang sedang rusuh, yang berbatasan dengan Suriah.

Menurut angka-angka dari Departemen Imigrasi Australia, jumlah orang Lebanon yang meminta suaka di bandara-bandara Australia telah melonjak dari 182 menjadi 327 dalam setahun terakhir.

Penduduk lokal di desa Qabeit menegaskan, lebih dari 200 orang dari desa itu telah membayar penyelundup manusia untuk pergi ke Australia dengan pesawat atau kapal.


ABC Pria Irak bernama Abu Saleh
Operasi dari penjara

Investigasi Four Corners juga mengidentifikasi pria Irak lainnya, Abu Saleh, yang dipenjara karena menikam hingga mati seorang pria di klub malam di Jakarta sebagai bagian dari sindikat yang sama.

Abu Saleh, yang juga dikenal sebagai Hussain Hamid Aboudi, mengoperasikan bisnis penyelundupan manusia dari dalam penjara di Jakarta—diduga dengan bantuan pihak berwenang penjara.

Abu Saleh mengatur keberangkatan kapal yang tenggelam pada akhir September lalu di lepas pantai selatan Jawa Barat, yang menewaskan 44 orang, termasuk 18 anak-anak. Ia diduga mengatur pemberangkatan kapal itu dari dalam penjara.

Pencari suaka dari Lebanon, Abdullah al Qisi, mengatakan, ia dikawal oleh polisi ke dalam penjara untuk bertemu dengan Abu Saleh. "Saya bertemu dengan Abu Saleh. Ia seperti raja. Ia selalu punya enam atau tujuh HP dan kira-kira 100.000 dollar di mejanya," kata al Qisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com