Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembela: Cegah Pemerkosaan, Korban Hanya Perlu Tutup Kaki

Kompas.com - 15/11/2013, 10:04 WIB
WELLINGTON, KOMPAS.COM — Seorang pengacara di Selandia Baru yang membela tersangka pemerkosa dikecam karena mengatakan bahwa perempuan yang mengalami kekerasan seksual seharusnya menutup kedua kakinya.

Pengacara bernama Keith Jefferies itu ketika berbicara kepada juri di pengadilan Wellington Distrik pada Rabu (13/11/2013) lalu menyatakan bahwa kliennya, George Jason Pule, seorang tukang pukul di sebuah klub lokal, hanya melakukan hubungan seks suka sama suka dengan korban, sebagaimana dikutip koran lokal The Dominion Post.

Apa bukti yang dipunyai Jefferies? Dia menyatakan bahwa korban, seorang perempuan 20 tahun yang mabuk saat hubungan terjadi, tidak berusaha menghentikan serangan Pule setelah lelaki itu meyakinkan perempuan tersebut untuk mengikutinya ke sebuah gang.

"Apa yang dia harus lakukan adalah menutup kedua kakinya," kata Jefferies kepada dewan juri dalam argumen penutupnya. "Hanya sesederhana itu."

Pule berusaha menyatakan bahwa korban telah mengajukan tuduhan perkosaan palsu karena perempuan itu menyesal telah berhubungan seks dengannya. Demikian lapor the Post.

Walau telah melakukan upaya itu, klien Jefferies akhirnya dinyatakan bersalah atas tuduhan pemerkosaan dan saat ini sedang menunggu hukuman.

Ini menjadi bulan yang sulit bagi para korban pemerkosaan di Selandia Baru. Pengadilan Wellington mengikuti berita tentang dugaan "klub pemerkosaan remaja", yang dikenal sebagai "Roast Busters," yang beroperasi di Selandia Baru. Para anggota kelompok itu, yang saat ini sedang diselidiki polisi, dikatakan telah membual tentang mendapatkan para gadis bawah umur yang mabuk dan melancarkan penyerangan seksual terhadap mereka.

"Seluruh situasi ini sangat menyeramkan," kata Natalie Gousmett dari Wellington Rape Crisis Center dalam sebuah siaran pers. "Pertama kita menghadapi perilaku menjijikkan para anggota kelompok pemerkosa, yang menyebabkan luka serius pada para korban yang menjadi sasaran mereka. Lalu, kita menghadapi liputan menggemparkan dari media, termasuk menyalahkan korban secara ekstrem. Semua ini menunjukkan budaya perkosaan di (Selandia Baru), yang sangat berbahaya bagi para korban."

Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, sejumlah kelompok advokasi telah meluncurkan kampanye pelayanan publik baru yang disebut "Who Are You". Kampanye itu mendesak warga Selandia Baru "mengawasi teman-temannya ketika mereka keluar rumah. Anda memperhatikan mereka, mereka memperhatikan Anda. Ini semua tentang bersenang-senang dan menciptakan rasa aman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com