Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Terus Perluas Permukiman Yahudi, Amerika Mengaku Terkejut

Kompas.com - 13/11/2013, 04:43 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
WASHINGTON, KOMPAS.com — Juru bicara Departemen Luar Amerika Serikat, Jennifer Psaki, mengatakan bahwa Washington tidak hanya memperhatikan fakta Israel melanjutkan pembangunan permukiman di Tepi Barat, tetapi juga terkejut dengan kabar itu.

"Kami sangat prihatin dengan laporan terakhir ini," kata Psaki, Selasa (12/11/2013). "Kami terkejut oleh pengumuman ini dan sedang mencari penjelasan lebih lanjut dari Pemerintah Israel."

Pernyataan Psaki ini menguatkan kembali apa yang sudah disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry pada pekan lalu. "Kami tidak menerima aktivitas (pembangunan) permukiman lanjutan," ujar Psaki. Amerika, dia menekankan, sudah meminta Palestina dan Israel agar menciptakan suasana kondusif untuk melanjutkan perundingan damai.

Pembicaraan damai Palestina dan Israel dimulai kembali pada Juli 2013, dengan Kerry menjadi mediator setelah pembicaraan sebelumnya berlangsung kali terakhir pada 2010. Pada 2010, pembicaraan damai Palestina dan Israel langsung gagal begitu dimulai karena Israel membangun permukiman baru Yahudi di kawasan sengketa Tepi Barat.

Beberapa pejabat Israel menyatakan pengumuman rencana pembangunan permukiman itu sesuai dengan kesepakatan "diam-diam" di antara Palestina dan Israel. Menurut mereka, pembangunan itu merupakan imbal balik atas pembebasan 52 tahanan politik Palestina oleh Israel, yang menjadi prasyarat agar pembicaraan damai dapat berjalan.

Namun, otoritas Palestina membantah ada kesepakatan semacam itu. Kerry juga mendukung pernyataan dari kubu Palestina ini. Para diplomat Amerika, Kamis (7/11/2013), memperingatkan Israel untuk membuat pilihan antara pembangunan permukiman atau pembicaraan damai dengan Palestina.

Kerry memperingatkan Israel, bila pembicaraan damai ini gagal, perlawanan baru dari Palestina bisa terpicu kembali. "Pilihan atas gagalnya pembicaraan ini adalah potensi kekacauan," ujar Kerry dengan menyebutkan kemungkinan bakal adanya gerakan Intifada ketiga.

Menurut Kerry, rencana Israel membangun permukiman baru Yahudi di Tepi Barat akan membuat iktikad Israel mengikuti pembicaraan damai dengan Palestina dipertanyakan. "Pada akhirnya akan mengirim pesan, entah bagaimana, Anda (Israel) tidak benar-benar serius," kecam dia.

Ketegangan antara Israel dan Amerika Serikat pada pekan lalu juga meningkat menyusul pembicaraan Amerika dengan Iran terkait program nuklir di Iran. Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, Selasa, masih berkilah bahwa saat ini adalah waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika.

"Soal perbedaan kami dengan Amerika, sekarang saatnya menenangkan situasi," ujar Lieberman. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengecam pembicaraan antara Amerika dan Iran di Geneva, Swiss, terkait program nuklir Iran. Netanyahu menyebut kesepakatan itu "berbahaya" dan "kesalahan bersejarah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com