Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Raja Belgia Keluhkan Uang "Pensiun" Rp 14 Miliar Setahun

Kompas.com - 07/11/2013, 18:31 WIB
BRUSSELS, KOMPAS.com — Masalah uang pensiun ternyata tak hanya menjadi permasalahan rakyat biasa. Mantan Raja Belgia Albert II juga mengalami hal yang sama.

Raja yang turun takhta pada Juli lalu mengatakan, uang "pensiun" sebesar 923.000 euro atau sekitar Rp 14 miliar tak cukup untuk biaya hidupnya. Ia pun meminta tambahan. Demikian sejumlah laporan mengatakan, Kamis (7/11/2013).

"Dia (Albert II) mengatakan, dia tak diperlakukan layak seperti yang diharapkannya dan kini dia berada dalam kesulitan," ujar seorang sumber kepada harian Le Soir.

Selama 20 tahun menjadi Raja Belgia, Albert II menikmati penghasilan sebesar 11,5 juta euro atau sekitar Rp 175 miliar setahun bebas pajak untuk mengurus keluarga kerajaan.

Namun, setelah turun takhta dan digantikan putranya, Philippe, raja yang cukup populer di mata rakyatnya itu hanya mendapatkan uang "pensiun" 923.000 euro sebelum pajak.

Artinya, setelah dipotong pajak, Albert II hanya menerima 700.000 atau sekitar Rp 10,6 miliar setahun atau hampir Rp 1 miliar sebulan. Selain itu, pemerintah masih menyediakan 10 orang pembantu untuk Albert.

"Meski demikian, dia masih mengeluh soal uang saku tahunannya," demikian Le Soir.

Sejumlah opsi tengah dipikirkan untuk mengatasi masalah mantan raja itu. Pemerintah akan membayar biaya perawatan kediaman resminya atau AL Belgia mengambil alih kapal pesiar mewahnya yang berharga 4,6 juta euro.

Namun, sejauh ini belum diperoleh solusi untuk masalah ini, apalagi Pemerintah Belgia sedang menghemat anggaran negara.

Keluarga kerajaan adalah simbol persatuan Belgia yang terpecah antara warga Flemish yang berbahasa Belanda di utara dan warga yang berbahasa Perancis di bagian selatan.

Meski demikian, keluarga kerajaan Belgia bukan tak luput dari kritik, terutama kritik yang mempermasalahkan biaya yang dikeluarkan negara untuk keluarga kerajaan.

Pada Juni lalu, pemerintah menyepakati rumah tangga kerajaan harus membayar pajak akibat protes terhadap rencana Ratu Fabiola membentuk yayasan pribadi untuk keponakan-keponakan dan sejumlah badan amal Katolik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com