Akibat operasi penangkapan pekerja ilegal itu, para pekerja asing yang merasa dokumen-dokumen kerjanya tidak lengkap memilih diam di tempat tinggal masing-masing karena takut ditangkap aparat.
Pengaruhnya sangat terasa. Jalanan di kota-kota besar Arab Saudi lengang. Pasar nyaris sepi. Banyak toko tutup karena pekerjanya memilih tidak masuk kerja. Bahkan, kegiatan di rumah-rumah sakit juga menurun drastis.
"Kota ini seperti kota mati. Tokot-toko tutup, jalanan kosong, restoran kosong. Saya menghitung 30 toko telepon seluler di satu ruas jalan tutup semua. Di mana warga kota?" ujar seorang warga kota Jeddah.
Di kota Jazan, banyak warga yang terpaksa pergi bekerja mengenakan pakaian dan penutup kepala yang tak disetrika karena sebagian besar toko laundry tutup.
"Saya tak bisa mengenakan pakaian yang sudah dicuci dan disetrika karena saat saya pergi ke tukang cuci, toko mereka tutup. Akibatnya, saya tak bisa mengambil pakaian saya," kata Muhammad Qassam, seorang warga kota Jazan.
Kondisi ini tak hanya berpengaruh terhadap orang yang masih hidup. Mereka yang sudah meninggal pun terkena dampak razia pekerja ilegal tersebut.
Di Jeddah, setidaknya 13 fasilitas untuk memandikan jenazah tutup karena para pegawainya memilih tak bekerja atau sudah terjaring razia.
Muhammad Fauzy Maulavi, direktur salah satu fasilitas pemandian jenazah, mengatakan, mereka yang memandikan jenazah adalah para pengemudi atau memiliki pekerjaan lain sebagai profesi utama.
Akibat tutupnya fasilitas pemandian jenazah itu, banyak orang harus pergi ke Mekkah, hanya untuk memandikan jenazah kerabat mereka yang meninggal dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.