Massa berkumpul di sekitar gedung kedutaan AS, yang kerap disebut sebagai sarang mata-mata itu. Ribuan orang itu membawa spanduk yang berisi kalimat-kalimat anti-AS, mengibarkan bendera Iran dan meneriakkan kecaman untuk AS.
Pengepungan dan penyanderaan kedutaan besar AS di Teheran dimulai ketika ribuan mahasiswa Iran menyerbu masuk ke dalam kedutaan dan menyandera 52 staf kedubes selama 444 hari. Sejak itu, hubungan diplomatik kedua negara terputus.
Aksi peringatan ini sebenarnya adalah sebuah kegiatan tahunan. Namun, tahun ini aksi tersebut bisa menimbulkan dampak signifikan karena upaya pemerintahan Rohani untuk memperbaiki hubungan dengan Barat terutama AS yang semakin buruk di dua masa jabatan Mahmoud Ahmadinejad.
Hassan Rohani yang terpilih pada Juni lalu, memiliki niat untuk memperbaiki hubungan diplomatik dan memulai kembali pembicaraan program nuklir Iran.
Sementara, harapan untuk perbaikan hubungan diplomatik dengan AS muncul setelah Rohani dan Presiden Barack Obama melakukan pembicaraan singkat lewat telepon setelah sama-sama menghadiri sidang umum PBB.
Langkah Rohani itu mendapat sambutan hangat dari banyak warga Iran namun mendapatkan sorotan penuh curiga dari kelompok garis keras Iran.
Pada Minggu (3/11), pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memberikan dukungan untuk para negosiator nuklir Iran. Dukungan ini seakan menjadi peringatan untuk kelompok garis keras yang menuding Rohani sudah berkompromi dengan musuh terbesar Iran.
"Tak seorangpun berhak menuduh para negosiator kita sebagai para kompromis. Mereka menjalani misi yang sulit dan tak seorangpun boleh melemahkan para pejabat yang tengah bekerja," ujar Khamenei.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.