Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Menjelang Pemilu Desa di Filipina Makan 20 Nyawa

Kompas.com - 29/10/2013, 12:29 WIB
Setidaknya 20 orang, termasuk diantaranya calon pemimpin tingkat desa, tewas dalam kekerasan yang terjadi di Filipina menjelang pemilihan umum. Pemilihan umum untuk memilih pemimpin-pemimpin desa tersebut melibatkan lebih dari 50 juta pemberi suara.

Menurut kepolisian, setengah dari 22 orang yang terbunuh dalam jangka waktu empat minggu sebelum pemilihan adalah politisi pemegang jabatan yang kembali mencalonkan diri.

“Kekerasan terjadi karena persaingan politik sengit dan emosi tinggi antara mereka yang bersaing,” jelas juru bicara kepolisian nasional Reuben Theodore Sindac.

Sebanyak 27 lain terluka akibat kekerasan yang berhubungan dengan pemilu, termasuk dua petugas polisi dan dua petugas pemilu, yang diserang penembak di propinsi Masbate hari Minggu (27/10) lalu.

Kepala Kepolisian Filipina, Alan Purisima, mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi termasuk sebuah ledakan dan pembakaran sebuah sekolah di bagian selatan negara tersebut.

Menurut Sindac, kekerasan tahun ini lebih parah dibanding pemilu tingkat desa tahun 2010, yang memakan nyawa 15 orang.

“Kita telah meningkatkan usaha untuk melindungi keamanan semua orang,” ucapnya.

Menurut Kepolisian, saat ini telah terjadi lebih dari 60 insiden terkait pemilu sejak dimulainya masa kampanye bulan September lalu.

Petugas Kepolisian menjaga tempat pengambilan suara di berbagai tempat di negara tersebut, sementara militer diminta menjaga lokasi rawan seperti Mindanao, yang terletak di Selatan.

Pada November tahun 2009 lalu, 58 orang tewas dalam pembantaian politis di Filipina. Dalam kejadian tersebut, pendukung sebuah klan Muslim dan sejumlah jurnalis ditembaki oleh klan lainnya. Sekitar 600 telah ditahan karena melanggar larangan membawa senjata api yang berlaku selama periode pemilu.

Penghitungan suara dilakukan secara manual hari Senin lalu. Cara ini dianggap efektif mencegah kecurangan.

Komisi pemilihan umum menyatakan bahwa sudah ada laporan tentang adanya pendukung beberapa kandidat yang mencuri kotak pemilu di pulau-pulau terpencil, di mana kecurangan pemilu sering terjadi.

Menurut pejabat pemilu, pemilu ini memperebutkan sekitar 336.000 kursi kepala desa dan konselor.

Filipina terkenal dengan demokrasinya yang dinamis namun korup, dan di negara ini para politisi dikenal bisa mempekerjakan orang untuk membunuh atau mengancam lawan mereka.

Sebanyak lebih dari 70 persen dari 54 juta pemberi suara terdaftar diperkirakan memberikan suara mereka tahun ini.

Tingkat desa merupakan tingkat terendah dalam hirarki pemerintahan, namun kursi pemimpin desa diperebutkan secara sengit karena merupakan penghubung antara partai-partai politik besar dengan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com