Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kian Banyak Oposisi Suriah Tolak Geneva 2

Kompas.com - 28/10/2013, 08:04 WIB
DAMASKUS, KOMPAS.COM - Semakin banyak kelompok oposisi yang menolak ikut dalam konferensi perdamaian Suriah, di Geneva, Swiss, atau Geneva 2. Konferensi yang menurut rencana digelar bulan depan itu kian diragukan efektivitasnya bisa menghentikan konflik Suriah.

Pada Sabtu (26/10), sebanyak 19 kelompok oposisi Islam mengumumkan menolak ikut dalam Geneva 2 melalui video daring. Pernyataan penolakan dibacakan Ketua Kelompok Suqur al-Sham Ahmad Eissa al-Sheikh.

”Kami melihat Geneva 2 tidak akan menjadi pilihan warga Suriah atau tuntutan dari perjuangan revolusi. Kami menganggap pertemuan itu hanya konspirasi untuk membawa revolusi kami keluar jalur, dan kemudian menggugurkannya,” katanya.

Selain itu, dalam pernyataannya, mereka memberi peringatan kepada siapa pun yang hadir di Geneva 2 akan dianggap berkhianat, dan harus mempertanggungjawabkannya di hadapan pengadilan mereka.

Di antara yang mendukung pernyataan itu kelompok Islam yang memiliki pengaruh besar, yaitu Liwa al-Tawhid, Ahrar al-Sham, Suqur al-Sham, dan Ahfad al-Rasul. Kelompok-kelompok ini pun berperang melawan kelompok oposisi yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Suriah.

Dengan munculnya pernyataan tersebut, berarti semakin banyak kelompok di oposisi Suriah yang menolak Geneva 2.

Beberapa pekan lalu, Dewan Nasional Suriah, salah satu bagian utama dari Koalisi Nasional Suriah, juga menyatakan tidak akan hadir di Geneva 2. Mereka bahkan mengancam keluar dari koalisi jika koalisi tetap hadir.

Salah satu alasannya, Presiden Suriah Bashar al-Assad masih belum turun dari jabatannya.

Keluar dari koalisi

Selain itu, pekan lalu, pemimpin salah satu kelompok oposisi di selatan Suriah, Anwar al-Sunna, menyatakan keluar dari koalisi. Anwar yang mengklaim didukung 66 kelompok menilai, koalisi gagal memperjuangkan tuntutan agar Assad mundur.

Sementara Koalisi Nasional Suriah masih belum memutuskan akan hadir atau tidak pada Geneva 2. Menurut rencana, keputusan itu baru diambil saat pertemuan internal mereka pada 9 November.

Meskipun demikian, sebelumnya koalisi telah menyatakan, mereka baru hadir di Geneva 2 jika ada jaminan Assad akan mundur, dan kemudian dibentuk pemerintahan sementara.

Adapun Assad bersikukuh menolak mundur dari jabatannya. Dia bahkan menyatakan kesiapannya untuk maju kembali pada pemilu 2014. Dia juga menolak bernegosiasi dengan oposisi karena dinilainya tidak mewakili masyarakat Suriah. Oposisi dinilainya lebih mewakili kepentingan asing.

Sementara itu, di tengah kian suramnya Geneva 2, Utusan Khusus PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi tidak menghentikan upayanya menggalang dukungan agar Geneva 2 bisa terselenggara dan menghentikan konflik di Suriah yang telah berlangsung dua tahun lebih dan menewaskan sedikitnya 115.000 orang.

Menurut sumber yang dirahasiakan namanya, setelah mengunjungi sejumlah negara di Timur Tengah (Mesir, Turki, Jordania, Irak, Kuwait, Oman, Qatar, dan Iran), Brahimi rencananya tiba di Suriah, Senin (28/10).

Sebelumnya, Assad menyatakan akan menerima baik kunjungan itu asalkan Brahimi tetap netral menjalankan tugasnya.

Kunjungannya terakhir ke Suriah pada Desember 2012. Saat itu, Brahimi dinilai tidak netral karena menyatakan perlunya kekuasaan diserahkan kepada pemerintahan sementara.

Brahimi juga bertemu pemimpin Tentara Pembebasan Suriah Jenderal Selim Idriss dan komandan kelompok oposisi Suriah lainnya, di Turki.

Dalam pertemuan itu, Brahimi kembali mengingatkan pentingnya perwakilan oposisi, dan juga perwakilan rezim Assad, menghadiri Geneva 2. (AFP/APA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com