Kepolisian Yaman, Selasa (22/10/2013), mengatakan, seorang remaja perempuan asal desa Shabaa di provinsi pegunungan Taez tewas dibakar hidup-hidup oleh keluarganya sendiri.
Alasannya sederhana, keluarga remaja putri merasa nama baiknya tercoreng karena putri mereka menemui sang tunangan sebelum pernikahan mereka digelar.
Polisi yang mengusut kasus ini menetapkan ayah remaja putri itu sebagai tersangka utama dalam kasus menyedihkan ini.
Pembunuhan anak perempuan, istri, atau saudara perempuan sebagai hukuman atas tindakan yang dianggap mencemarkan nama baik keluarga bukan hal aneh di Yaman.
Padahal, PBB dan berbagai organisasi pejuang HAM sudah mendesak Pemerintah Yaman untuk lebih efektif melindungi hak-hak perempuan negeri itu.
Namun, di negeri semenanjung Arab yang miskin itu, loyalitas terhadap norma-norma kesukuan terkadang melebihi loyalitas warga terhadap pemerintah pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.