Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Kebakaran Hutan di Australia Contoh Perubahan Iklim

Kompas.com - 22/10/2013, 11:04 WIB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kebakaran hutan yang terjadi di negara bagian New South Wales, Australia, adalah contoh dari malapetaka jika tidak ada tindakan nyata untuk mengatasi perubahan iklim.

Sekretaris Eksekutif untuk  Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Christiana Figueres, mengatakan kebakaran membuktikan kepada dunia betapa mahalnya harga karbon.

"Organisasi Meteorologi Dunia belum menemukan secara langsung hubungan antara kebakaran dan perubahan iklim, tetapi yang jelas, ada sinyal kuat soal peningkatan gelombang panas di Asia, Eropa, dan Australia," ujar Christiana kepada CNN. "Ini (gelombang panas) akan terus berlanjut. Terus dengan intensitas dan frekuensi mereka."

Komentar ini muncul setelah wakil pemimpin dari Partai Hijau di Australia, Adam Bandt dituduh mempolitisasi kebakaran hutan, saat ia menyatakan kebijakan pemerintah soal iklim akan menyebabkan lebih banyak kebakaran di masa depan .

Namun, sejumlah ilmuwan iklim kepada ABC mengatakan bahwa telah terbukti adanya hubungan antara pemanasan global dan kebakaran, sehingga perlu adanya tindakan nyata.

Kepala iklim PBB juga mengatakan rekaman kebakaran di media seharusnya menarik perhatian internasional soal iklim. "Apa yang kita lihat hanyalah awal dari malapetaka dan kesuraman yang mungkin saja akan kita hadapi," kata Christiana.

Aksi nyata 'bisa jauh lebih mahal'

Christiana juga mengkritik kebijakan pemerintah federal soal perubahan iklim. Menurutnya kebijakan tersebut lebih mahal daripada harga karbon.

"Apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah baru belum menjauh dari komitmennya terhadap perubahan iklim di tingkat internasional terhadap perubahan iklim.  Apa yang mereka perjuangkan sekarang bukan apa yang akan mereka lakukan, tetapi bagaimana mereka akan melakukannya," tegas Christiana.

Pemerintah telah berjanji untuk  menghapuskan skema penetapan harga karbon dan mengantinya dengan proyek pengurangan emisi senilai tiga miliar dolar.

"Mereka akan membayar harga politik yang sangat mahal dan keuangan yang sangat tinggi," ujar Christiana.

Ia juga mengatakan dunia saat ini memiliki waktu yang sangat sedikit untuk meminimalkan dampak perubahan iklim. "Kita sudah membayar harga karbon,  ada pula harga kebakaran hutan yang dibayar, juga kebakaran," kata Christiana. "Jadi apa yang perlu kita lakukan adalah penentuan harga  pada karbon sehingga kita tidak harus terus menerus membayar harga karbon," lanjutnya.

Christiana juga menambahkan dunia harus mencapai bebas emisi pada paruh kedua abad ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com