Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Jasad Eks Kapten Nazi Semakin Tidak Jelas

Kompas.com - 14/10/2013, 20:03 WIB
ROMA, KOMPAS.com - Kematian Erich Priebke, seorang penjahat perang Nazi terakhir, menimbulkan masalah baru setelah Vatikan melarang gereja memberikan upacara pemakaman, Argentina menolak pengembalian jasadnya, dan keluarga meminta jasadnya dikremasi.

Saat ini jasad Priebke masih berada di kamar jenazah sebuah rumah sakit di Roma, Italia, sementara perdebatan terkait jasad tokoh Nazi yang tak menyesali hingga akhir hayatnya, pembunuhan ratusan warga sipil Italia pada 1944 itu, terus memuncak.

Yayasan Simon Wiesenthal, lembaga pemburu tokoh Nazi, mengusulkan agar jasad Priebke dikirim ke Jerman yang memiliki undang-undang yang melarang perkumpulan neo-Nazi.

Kuasa hukum Priebke, Paolo Giachini sebelumnya mengatakan jasad Priebke akan dikebumikan di samping makam istrinya di Argentina, tempat mereka tingga selama 40 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.

Namun, rencana itu batal karena pemerintah Argentina menolak menerima kembali jasad Priebke. Situasi semakin sulit ketika Gereja Katolik juga menolak memberikan upacara pemakaman.

Kondisi ini membuat Giachini mengancam akan menggelar pemakaman di taman Villa Borghese, Roma atau di jalanan.

"Anak-anaknya menginginkan Priebke dimakamkan secara Katolik. Mereka ingin keinginan sang ayah, yang adalah seorang Katolik, dihormati," ujar Giachini.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Priebke berhasil kabur dari kamp tahanan perang Inggris dan mendapatkan dokumen perjalanan Vatikan dari seorang uskup Katolik.

Priebke lalu tingga hampir 50 tahun di Argentina, sebelum jejaknya tercium dan ditangkap pada 1994 dan diektradisi ke Italia sebelum diadili pada 1996.

Pada 1998, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup untuk Priebke atas perannya dalam pembantaian 335 warga sipil Italia -termasuk 75 orang Yahudi- di gua Ardeatine, Roma pada 1944.

Namun, karena usia dan kesehatannya maka Priebke menjalani hukuman tahanan rumah di kediaman Giachini, hingga dia meninggal dunia pekan lalu dalam usia 100 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com